PEMERINTAH dan DPR sepakat pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan digelar pada Desember 2015 mendatang. Kesepakatan itu tercipta setelah pihak penyelenggara, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyanggupinya (hukumonline.com, 30/04). KPU menyampaikan bahwa 827 pasang calon kepala daerah telah mendaftar: 20 pasangan calon gubernur/wakil gubernur, 691 pasangan calon bupati/wakil bupati, dan 116 pasangan calon wali kota/ wakil wali kota. Di antara mereka ada 28 pasangan dari jalur perseorangan yang maju bermodalkan bundel-bundel kartu tanda penduduk calon pemilih (kompas.com, 12/08).
Menurut Ketua Fraksi Golkar di MPR, Rambe Kamarulzaman, serentaknya Pilkada juga dilatarbelakangi oleh UU No.1 Tahun 2015 tentang Pilkada mengamanatkan terhadap pejabat kepala daerah yang habis pada 2015 dan masa jabatan Januari hingga Juli 2016 ditarik pemilihan pejabat baru pada Desember 2015. Meski DPR khususnya Komisi II mengusulkan agar dilakukan proses Pilkada pada 2016, namun kesepakatan dilakukan pada 9 Desember 2015.
Pilkada serentak dilaksanakan melalui tiga gelombang. Gelombang kedua akan digelar pada Februari 2017 diperuntukan bagi mereka pejabat kepala daerah yang habis masanya pada Juli hingga Desember 2017. Sedangkan gelombang tiga bakal digelar pada Juni 2018 bagi pejabat yang habis masa tugasnya pada 2018 dan 2019 (hukumonline.com, 30/04).
Mengapa Pilkada 2015 Harus Serentak?
Ketua KPU Husni Kamil Manik mengatakan, Pilkada serentak ini menjadi penting dan sebagai momen bersejarah bagi Indonesia. Hal ini karena jadi momentum bangsa Indonesia untuk memilih kepala daerah secara masif yang terorganisir dan terstruktur. Demikian menurut Husni dalam pidato peresmian pilkada serentak di Kantor KPU Pusat, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/04).
Tahapan pilkada serentak 2015 ini diawali dan ditandai‎ dengan penerimaan Data Agregat Kependudukan per Kecamatan (DAK2) secara serentak pada hari ini. DAK2 ini untuk pertama kali digunakan sebagai dasar bagi penentuan prosentase syarat dukungan calon perseorangan, agar para calon perseorang lebih awal dapat mempersiapkan diri.
Husni menambahkan, ‎model pemilihan serentak ini merupakan yang pertama kali di Indonesia, bahkan di dunia. Indonesia harus dicatat dalam sejarah demokrasi dunia karena tercatat ada 269 daerah terdiri atas 9 provinsi, 36 kota, dan 224 kabupaten yang serentak memilih kepala daerah. Artinya, sekitar 53 persen dari total 537 jumlah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia akan melaksanakan Pilkada serentak gelombang pertama. Namun tentu bukan hal mudah untuk melakukan itu semua. Karena banyak tantangan yang akan dihadapi, demikian ucap Husni. Peresmian Pilkada serentak ini dihadiri sejumlah pihak terkait. Di antaranya Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad, Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman, dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo (news.liputan6.com, 17/04).
Rencana Pilkada serentak ini tak mulus benar. Pada batas akhir pendaftaran calon, masih ada beberapa ganjalan, terutama adanya tujuh daerah yang calon kepala daerahnya hanya sepasang. Di saat yang sama, rezim pengaturan pemilihan kepala daerah mensyaratkan adanya minimal dua pasangan calon. Jika tidak, pemilihan kepala daerah akan diundur hingga ke tahun 2017 (kompas.com, 12/08).
Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, berpandangan dalam melaksanakan Pilkada serentak mesti dipertimbangkan dampak terhadap rakyat. Tak saja efisiensi anggaran, tapi juga kesiapan masyarakat dan partai politik. Terlebih, masih adanya perseteruan internal partai dengan dualisme kepengurusan yang tak kunjung rampung. Menurutnya, pilkada serentak yang akan digelat Desember perlu diundur.
Kendati pun tetap bakal digelar akhir tahun 2015, toh perlu menilik kesiapan birokrasi dan administrasi, termasuk Pemda setempat di masing-masing daerah. Selain itu, kesiapan penyelanggara seperti KPU dan Bawaslu secara administratif, substantif dan anggaran perlu persiapkan matang. Dengan kata lain, kata Zuhro, kesiapan seluruh stakeholder dalam melaksanakan Pilkada serentak perlu mempertimbangkan beberapa hak krusial dan dampaknya terhadap masyarakat luas. Ia menilai Pilkada serentak seolah dipaksakan. Ia berpendapat melaksanakan Pilkada serentak di 269 daerah bukan perkara mudah. Ia menyarankan sebaiknya Pilkada serentak dilakukan di satu provinsi dengan beberapa kabupaten sebagai uji coba. Nah, jika ternyata berjalan lancar tanpa adanya kerusuhan dan sengketa, maka dapat digelar di provinsi lain. Di tahun berikutnya, dapat digelar serentak nasional. Sepatutnya rencana diselenggarakan Desember direview agar hasilnya berkualitas dan korelasinya terhadap pemerintahan daerah dan rakyatnya positif dan signifikan (hukumonline.com, 30/04).
Pendaftaran calon kepala daerah telah dibuka mulai Ahad (26/7) hingga Selasa (28/7) di 269 kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) yang terbagi di sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 36 kota. Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun memutuskan memperpanjang waktu pendaftaran calon kepala daerah selama tiga hari di 7 Kabupaten/Kota. Namun, hal itu dianggap tidak akan mampu mengatasi masalah calon tunggal (beritasatu.com, 08/08).
Calon Tunggal Jadi Fenomena, Bukti Sulitnya Menentukan Kandidat Pemimpin
Fenomena calon tunggal ini sebenarnya terjadi karena partai politik juga. Jamak kita ketahui, para calon yang bakal diusung oleh partai politik disyaratkan untuk membayar uang mahar kepada partai pengusung. Maka, secara rasional, jika ada calon petahana yang kuat, misalnya Wali Kota Surabaya (sekarang) Tri Rismaharini, calon lain pasti akan berkalkulasi rasional. Daripada hilang segalanya, lebih baik mengurungkan niat untuk jadi calon. Masalahnya, baru jadi calon, mereka sudah harus membayar pintu masuk. Belum lagi dana untuk kampanye serta dana ini-dana itu. Mahar untuk pintu masuk yang disyaratkan oleh partai pengusung inilah yang, antara lain, jadi biang munculnya calon tunggal.
Di sejumlah negara yang telah lama mempraktikkan pemilihan umum, seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, India, Malaysia, dan Filipina, masalah calon tunggal bukan hal baru dan aneh. Jika ada negara-negara yang memiliki tradisi demokrasi yang mapan, ada mekanisme mengatasi soal calon tunggal ini. Jika dalam sebuah pemilihan kepala daerah hanya ada calon tunggal, calon tersebut langsung disahkan sebagai pemenang. Di Amerika Serikat, ini disebut WO (walkover), sementara di Kanada disebut aklamasi (kompas.com, 12/08).
Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No. 12/2015 merupakan perubahan atas PKPU No. 9 tahun 2015 tentang pencalonan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, dan/atau walikota dan wakil walikota, khususnya terkait tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015 (solopos.com, 21/07). PKPU 12/2015 yang baru saja diterbitkan pada 16 Juli 2015 itu menyebutkan jika calon kepala daerah tetap hanya satu (calon tunggal) setelah perpanjangan pendaftaran tiga hari, maka seluruh tahapan dihentikan dan ditunda pada pilkada serentak berikutnya pada 2017 (kpu.kebumenkab.go.id, 16/07).
Wakil Ketua Komisi II DPR RI Ahmad Riza Patria meminta pemerintah untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Pemilu untuk mengantisipasi kemungkinan tetap adanya calon tunggal Kepala Daerah di beberapa daerah, kendati KPU telah menambah masa waktu pendaftaran. Namun Riza menawarkan tiga opsi apabila nanti pemerintah pada akhirnya tidak mengeluarkan Perppu dan memilih menerapkan UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada yang menyatakan daerah tersebut harus mengikuti pemilu pada periode selanjutnya yang telah ditetapkan oleh KPU di tahun 2017. Opsi pertama, untuk melawan kemungkinan kemenangan mutlak dari calon tunggal, Riza menyarankan KPU memberi syarat-syarat untuk dipenuhi oleh para calon, misalnya syarat dukungan dari masyarakat tempat pemilihannya mencapai 70-80%. Sehingga diharapkan ada keseriusan dalam proses pencalonannya sebagai kepala daerah. Kedua, langsung dijadikan sebagai kepala daerah dengan dikeluarkan Surat Keterangan termasuk dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi pula. Ketiga, KPU diminta untuk membuka kembali pendaftaran bagi daerah yang masih bercalon pasangan tunggal. Namun konsekuensinya apabila ada penambahan waktu, sang calon akan terkurangi masa kampanyenya (cnnindonesia.com, 12/08).
Tak ayal, peneliti senior LIPI, Siti Zuhro pun mengaku pesimis bahwa persoalan calon tunggal di 7 Kabupaten/Kota akan tuntas dengan perpanjangan waktu tiga hari. Menurutnya, persoalan pada pilkada serentak tidak hanya karena munculnya calon tunggal. Tetapi, akan ada banyak masalah yang akan timbul, seperti sebelumnya dualisme kepengurusan Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). “Ini memang pilkada yang tidak ideal, di mana undang-undang (Pilkada) baru disahkan langsung tahapan pilkada dimulai. Ada semacam urgensi yang mendesak sehingga harus segera mungkin pilkada serentak,” kata Siti (beritasatu.com, 08/08).

Banyak sekali tokoh Islam yang mengatakan bahwa musyawarah (syura) sama dengan demokrasi. Menurut mereka, baik musyawarah maupun demokrasi, sama-sama melibatkan orang banyak untuk mengambil suatu pendapat tertentu. Kemudian mereka mengutip ayat “Orang-orang yang mematuhi seruan Tuhan mereka, melaksanakan sholat (dengan sempurna), serta urusan mereka diputuskan dengan musyawarah antar mereka” (QS. Asy Syura 38) atau ayat “
Disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan (tertentu). Kemudian jika engkau telah membulatkan tekad (azam), bertawakkallah kepada Allah.”(QS Ali ‘Imran 159). Lalu mereka mengatakan bahwa musyawarah adalah perintah Allah, sementara musyawarah sama dengan demokrasi, maka demokrasi juga perintah Allah.
Benarkah bahwa musyawarah sama dengan demokrasi? Benarkah demokrasi itu perintah Allah?
Agar masalah ini menjadi jelas, kita akan membahas dahulu fakta dari musyawarah dan demokrasi. Dengan memahami fakta keduanya, kita bisa menarik kesimpulan dengan benar, apakah keduanya memang sama atau berbeda. Bagi yang ingin memperdalam masalah ini, dapat mengkaji kitab Syeikh Abdul Qadim Zallum dalam kitab Ad-dimuqrathiyah nizham kufr.
******
Kata musyawarah berasal dari bahasa arab, yang kata dasarnya adalah syawara. Secara bahasa, syawara memiliki banyak makna, antara lain adalah mengeluarkan madu dari sarang lebah (istikhraj al-‘asl min qursh asy-syama’); memeriksa tubuh budak dan binatang ternak pada saat pembelian (tafahhush badan al-amah wa ad-dabbah ‘inda asy-syira’); menampakkan diri dalam medan perang (isti‘radh an-nafs fi maydan al-qital); dan sebagainya. (Ibn Manzhur dalam Lisan al-‘Arab, jilid II halaman 379-381).
Adapun makna syar’i dari muasyawarah adalah mengambil suatu pendapat (akhdzu ar-ra’yi). Maksudnya, musyawarah adalah mengambil pendapat dari orang yang diajak bermusyawarah (thalab ar-ra’yi min al-mustasyar). Misalnya, seorang pemimpin mengajak musyawaroh tentang suatu hal dengan stafnya untuk mengambil pendapat atau keputusan tertentu, atau seorang suami mengajak musyawaroh dengan istrinya untuk mengambil pendapat atau keputusan tentang suatu hal. Jadi, musyawaroh di sini adalah mengambil atau meminta pendapat orang lain tentang suatu hal.

Bagaimanakah hukum musyawarah di dalam islam? Hukum melakukan musyawarah sendiri menurut Islam adalah sunnah, bukan wajib. Hal ini disampaikan oleh para ahli tafsir, misalnya Ibn Jarir ath-Thabari (Jami‘ al-Bayan, IV/153) dan Imam Al-Qurthubi (Al-Jami‘ li Ahkam al-Qur’an, IV/249-252) saat beliau menafsirkan surat Ali Imran ayat 159.
Lalu, apakah dalam musyawarah, pendapat yang diambil selalu berdasarkan suara mayoritas seperti halnya dalam demokrasi? Memang, dalam sistem demokrasi suara mayoritaslah yang menjadi penentu dalam segala bidang permasalahan. Sebaliknya, dalam musyawarah, kriteria pendapat yang diambil bergantung pada bidang permasalahan yang dimusyawarahkan. Rinciannya, adalah sebagai berikut:
Pertama, dalam masalah penentuan hukum syariah, kriterianya tidak bergantung pada pendapat mayoritas atau minoritas, melainkan pada nash-nash syariah (nash al-Quran dan as-Sunnah). Sebab, yang menjadi pembuat hukum hanyalah Allah, bukan umat atau rakyat. Dalam masalah yang sudah qoth’i, bahkan tak perlu ada musyawarah lagi. Sebagai contoh, apakah zina halal (legal) atau haram (ilegal)? Apakah minuman keras (khamr) haram atau tidak? Dalam hal ini, ketentuannya hanya diambil dari qur’an dan sunnah. Tidak ada pendapat manusia dalam masalah seperti ini, baik itu pendapat mayoritas atau minoritas.
Sementara dalam masalah dzanni yang diperselisihkan maka yang diambil adalah yang didasarkan pada dalil yang lebih rajih. Jika hal itu menyangkut masalah publik yang perlu disatukan, maka keputusan diambil oleh khalifah (imam) berdasarkan dalil yang paling rajih. Hal ini sebagaimana kaidah syara’ “amrul imam yarfa’u al khilaf (keputusan imam atau khilafah dapat menghilangkan perbedaan)”. Sementara, jika hal itu dalam urusan pribadi, maka khalifah tidak boleh mengadopsi hukum tertentu, dan keputusan diserahkan kepada masing-masing individu rakyat.
Kedua, dalam masalah yang berhubungan dengan hal-hal yang membutuhkan keahlian, pemikiran, dan pertimbangan yang mendalam, maka yang dijadikan kriteria adalah ketepatan atau kebenarannya, bukan berdasarkan suara mayoritas atau minoritas. Jadi, masalah yang ada harus dikembalikan kepada para ahlinya yang berkompeten. Merekalah yang dapat memahami permasalahan yang ada dengan tepat. Bukan ditetapkan berdasarkan suara mayoritas rakyat. Masalah-masalah kemiliteran dikembalikan kepada para pakar militer. Masalah-masalah medis dikembalikan kepada para dokter spesialis. Masalah-masalah teknik dikembalikan kepada para pakar insinyur teknik. Demikianlah seterusnya.
Ketiga, dalam masalah-masalah teknis yang bersifat praktis, yang tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan mendalam, dan yang melibatkan banyak orang, maka yang menjadi patokan adalah suara mayoritas. Sebab, mayoritas orang dapat memahaminya dan dapat memberikan pendapatnya dengan mudah menurut pertimbangan kemaslahatan yang ada. Contohnya adalah seperti: saat masyarakat mau kerja bakti untuk membangun jalan kampung, apakah dilaksanakan hari ahad atau sabtu, tentu dalam hal ini suara mayoritas menjadi penentu. Contoh lain: Saat sekelompok warga bepergian, kemudian mereka bermusyawarah, apakah akan menempuh perjalanan pada pagi hari atau malam hari; apakah akan naik pesawat terbang, kapal laut, atau kereta api. Masalah-masalah seperti ini ditentukan dengan suara mayoritas.
Itulah musyawarah dan hukumnya di dalam Islam. Dalam sistem pemerintahan islam (khilafah), musyawarah hanyalah sebuah mekanisme pengambilan pendapat, sebagai bagian dari proses sistem pemerintahan, bukan substansi dan tujuan adanya pemerintahan.
*****
Sementara demokrasi, bukan hanya sekadar proses pengambilan pendapat berdasarkan mayoritas, namun sebuah jalan hidup (the way of life) yang holistik, yang direpresentasikan dalam sistem pemerintahan menurut peradaban Barat. Demokrasi adalah sebuah tipe sistem pemerintahan, yang menurut priseden AS Lincoln “demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.” Jadi, rakyat itulah yang memiliki kedaulatan. Kedaulatan atau hak tertinggi dalam mengambil keputusan berada di tangan rakyat. Artniya segala hal, baik-buruk, dan halal-haram diserahkan semuanya kepada rakyat.
Sistem demokrasi adalah sistem pememrintahan yang memiliki ciri: pertama berlandaskan pada falsafah sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan), kedua dibuat oleh manusia, dan ketiga didasarkan pada dua ide pokok, yaitu: (1) kedaulatan di tangan rakyat dan (2) rakyat sebagai sumber kekuasaan, memegang prinsip suara mayoritas dan menuntut kebebasan individu (freedom) agar kehendak rakyat dapat diekspresikan tanpa tekanan.
Inilah inti dari demokrasi. Memang ada banyak versi dari demokrasi, tetapi intinya adalah seperti ini. Demokrasi tak akan mengijinkan selain rakyat untuk berdaulat. Dalam demokrasi, Allah boleh disembah, namun Allah tidak diijinkan untuk berdaulat. Hukumnya Allah boleh dipakai, asalkan pemilik kedaulatan mengijinkannya. Artinya hukumnya Allah boleh digunakan, asal disetujui oleh rakyat. Itu pun harus disetujui satu hukum per satu hukum. Jika ada satu hukum yang tidak disetujui rakyat, maka hukumnya Allah tidak bisa dilaksanakan, meskipun itu sesuatu yang qoth’i, misalnya haramnya minum khamr atau haramnya zina.
*****
Itulah fakta musyawarah dan demokrasi. Jika kita memperhatikan, memang ada beberapa persamaan. Persamaan itu misalnya, seorang pemimpin dipilih oleh rakyat, dan pemimpin bekerja untuk kepentingan rakyat. Namun, ada perbedaan yang sangat mendasar antara musyawarah dengan demokrasi. Pertama, musyawarah hanyalah salah satu mekanisme pengambilan pendapat, sementara demokrasi adalah sistem pemerintahan. Kedua, musyawarah hanya dilakukan pada sesuatu yang hukumnya mubah secara syar’i, sementara demokrasi dilaksanakan pada hal apapun. Ketiga, para musyawirin dalam islam saat melakukan musyawarah sangat memahami bahwa kedaulatan tertinggi ada pada Allah, sementara dalam demokrasi, kedaulatan tertinggi berada di tangan rakyat.
Adanya persamaan antara syura dan demokrasi dalam beberapa hal, terkadang digunakan untuk MENYESATKAN masyarakat bahwa seakan-akan demokrasi sama dengan musyawarah. Demokrasi sering diungkapkan hanya sekedar MEMILIH pemimpin secara bebas oleh rakyat. Pemilihan pemimpin secara bebas oleh rakyat sebetulnya bukan hanya milik demokrasi, Islam pun juga demikian. Namun seakan-akan DIKLAIM ini hanya milik demokrasi. Substansi demokrasi bukan masalah pemilihan kepemimpinan, tetapi sistem pemerintahan dimana RAKYAT BERDAULAT.
Dengan memperhatikan falsafah demokrasi, yaitu sekularisme, jurang perbedaan musyawarah dan demokrasi akan semakin lebar. Sedemikian lebarnya sehingga mustahil terjembatani. Sebab, musyawarah lahir dari akidah Islam. Musyawarah adalah hukum syariah yang dilaksanakan sebagai bagian dari perintah Allah. Sebaliknya, demokrasi lahir dari rahim ide sekularisme YANG SANGAT ALERGI DENGAN SYARIAH ISLAM. Bahkan, sekulerisme sendiri adalah paham yang menyatakan bahwa agama tidak boleh dibawa-bawa dalam mengatur urusan kehidupan atau urusan kenegaraan. Agama itu hanyalah urusan manusia dengan tuhannya, urusan privat.
Terakhir, menyamakan syura dengan demokrasi bagaikan menyamakan ayam dengan kambing. Memang masing-masing dari keduanya memiliki persamaan dalam beberapa hal, misalnya masing-masing memiliki mata, kepala, kaki, membutuhkan makanan. Apakah hanya karena ada persamaan, lalu kemudian dianggap sama? Jika keduanya sama, maka tidak perlu nama yang berbeda. Adanya nama yang berbeda, itu menunjukkan bahwa memang keduanya berbeda. Hanya orang tak normal yang masih menganggap ayam sama dengan kambing, demikian pula orang yang menganggap demokrasi sama dengan musyawarah
Wallahu a’lam.

Alhamdulillah, kita semua menjadikan dakwah sebagai urusan paling penting di dalam hidup ini. Bahkan, saat kita memanfaatkan media sosial atau media yang lain, tidak ada yang kita bicarakan, kecuali urusan dakwah. Apalagi di dunia nyata: waktu, pikiran, tenaga, dan harta kita curahkan untuk dakwah. Meski kita semua mebicarakan dakwah, namun relaitanya diantara kita, memang berbeda peran: ada yang membicarakan dakwah untuk menegakkan kalimah Allah swt, dan sebagian lagi ada membicarakan dakwah tetapi dengan cara menghina dan menghujat dakwah.


Hal ini disebabkan adanya perbedaan pemahaman atau karena faktor-faktor lain, yang memang terjadi secara alamiah. Namun, kami harus akui bahwa meski banyak yang menghujat, menghina, dan memfitnah dakwah HT, mereka memiliki andil yang sungguh luar biasa dalam perkembangan dakwah HT untuk mengembalikan kehidupan Islam dengan tegaknya Khilafah Rasyidah Ats-Tsaniyah. Seandainya, bukan karena hujatan, hinaan dan fitnahan dari sebagian umat Islam, bisa jadi dakwah HT tidak sebesar dan sekokoh yang sekarang. Dengan tulus, kami sampaikan terima kasih atas jerih payah mereka yang tak kenal lelah. Mereka rapat dan berdiskusi untuk membicarakan HT.

 Mereka meluangkan waktu yang sangat berharga untuk HT. Baik pagi, siang, sore, atau malam, mereka selalu menyempatkan untuk memperhatikan HT. Mereka korbankan pulsa, tenaga, dan pikirannya untuk membicarakan dakwah HT, meski itu berupa hinaan, hujatan dan terkadang berupa fitnah. Kami mendapatkan banyak sekali hikmah dan pelajaran yang sangat berharga dari hinaan, hujatan dan fitnahan tersebut. Kami akan jelaskan apa adanya sebagian dari hikmah dan pelajaran yang sangat berharga tersebut. Kami tidak bisa menjelaskan semuanya, namun semoga sebagian hikmah dan pelajaran tersebut, benar-benar bisa kita renungkan bersama. Kami menulis sebagiannya denga hati yang tulus, semoga mereka juga mendapatkan kesempatan untuk membacanya dengan hati yang tulus. 

Kami sama sekali tidak membenci mereka. Sebaliknya, kami beroda kepada Allah swt, agar kita semua dijadikan hamba Allah swt yang saling menyayangi dan mengasihi, dan besuk di akhirat kita mendapatkan keridloan Allah swt dan masuk surga bersama-sama. Amin ya mujibas sa’iliin. 

Terdapat banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kami ambil, di sini saya sebutkan hanya enam hikmah, namun sebenarnya banyak lagi hikmah-hikmah yang lain:


 Pertama, menjadikan kami senantiasa ikhlas dalam berdakwah. Kami sangat bersyukur bertemu dengan HT dan berdakwah bersama orang-orang yang ikhlas di dalamnya. Alhamdulillah, HT memang didesain agar semua orang yang berdakwah di dalamnya ikhlas karena mencari ridlo Allah swt, bukan mencari uang, jabatan atau yang lain. Bahkan semua aktivisnya harus berkorban sesuai kemampuannya masing-masing, baik pikiran, tenaga, harta dan jiwa. HT tidak memiliki unit usaha, bisnis, sekolahan, rumah sakit, apalagi menjanjikan jabatan, baik di legislatif, eksekutif, atau apapun yang dijanjikan kepada syababnya. 

HT hanya mengatakan, jika kita semua ikhlas berjuang bersama-sama karena Allah swt, insya Allah kita mendapatkan ridlo Allah swt. Itu saja, tidak lebih. Dan kunci satu-satunya untuk mendapatkan ridlo Allah swt adalah keikhlasan. Karena itu, kami terkadang saling memuji dan menyebut satu dengan yang lain sebagai pengemban dakwah (hamilud-dakwah), terkadang kami menyebutnya sebagai minal mukhlisin (termasuk orang-orang yang ikhlas), terkadang kami menyebut satu dengan yang lain sebagai ustadz, dan lain sebagainya. Juga, banyak anggota masyarakat yang menaruh simpati kepada dakwah HT dan memberikan perhargaan dengan tulus kepada kami.

 Meskipun, kami tidak ada maksud riya sama sekali, karena kami saling memuji adalah sebagai bentuk ta’dzim (penghormatan) kepada sesama Muslim, apalagi kepada sesama aktivis dakwah, dan kami juga sama sekali tidak mengharap pujian atau sanjungan atau penghargaan dari siapapun. Namun terkadang setan masuk ke hati kami bersamaan dengan pujian dan berbagai sebutan tersebut. Lalu, atas bisikan setan, terkadang kami merasa sebagai pengemban dakwah sejati. Kami merasa sebagai orang baik karena telah berkorban untuk dakwah. Kami merasa telah berbuat sesuatu. Kami merasa sebagai pembela Islam. Kami merasa ikhlas dalam dakwah. 

Kami merasa telah berjuang untuk umat. Justru itulah yang paling kami takuti, sebab kami takut diperdaya setan dengan pujian dan sebutan itu. Sebab, semua itu akan membatalkan semua amal yang telah kami lakukan. Dengan demikian, kami tidak mendapat apa-apa kecuali hanya pujian dan sanjungan, yang tak ada nilainya sama sekali di hadapan Allah swt. Namun, alhamdulillah diantara hamba Allah swt ada yang menghina, menghujat dan menghina kami. Semua ini kemudian menetralisis tipu daya setan tersebut. 

Alhamdulillah, kami diingatkan, bahwa kami hanyalah manusia biasa yang banyak salah dan dosa, kami hanyalah manusia biasa yang banyak kurang dan alpa, kami hanya manusia yang jika tidak berhati-hati dapat sesat dari jalan Allah swt, baik yang kami sadari atau tidak.

 Ya, kami hanyalah manusia yang banyak dosa, yang ingin bersama-sama umat berjuang untuk Islam, meski hanya setetes air. Saat kami dikatakan sebagai antek Yahudi atau didanai Amerika, atau sebagai orang-orang sesat, alhamdulillah kami merasa sebagai manusia biasa yang memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Kami merenungkan kembali semua pujian dan hujatan. Ternyata semunya tidak ada nilainya di hadapan Allah swt. Ternyata di akhirat nanti, segala pujian atau hinaan, tidak artinya sama sekali. Hanya keridloan Allah swt yang bernilai. Saat kami diakatakan OMDO, memang benar kami akui, belum ada yang kami lakukan untuk umat ini, kecuali hanya sebutir pasir. 

Dan sebutir pasir itu sama sekali tidak ada nilainya, kecuali dengan digabungkan dengan berjuta-juta butiran pasir yang lain dari semua komponen umat ini. Sungguh, dengan hujatan dan hinaan tersebut, kami merasa mendapatkan keseimbangan. Seandainya, tidak ada yang menghina atau menghujat kami, mungkin kami sudah menjadi pengabdi nafsu, pengejar pujian, dan tertipu setan, tanpa kami sadari. Inilah hikmah dan pelajaran paling berharga dari semua hinaan, hujatan, dan sebagian fitnah bagi para aktivis dakwah.

 Terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah sudi mengingatkan kami, meskipun dalam bentuk yang tak biasa. 

Kedua, menjadikan kami berlatih kesabaran dan keistiqomahan. Pelajaran berharga yang kedua adalah kami berlatih kesabaran dan keistiqomahan. Sebab, kesabaran dan keistiqomahan ini adalah kunci keberhasilan dakwah. Kesabaran dan keistiqomahan juga merupakan anak tangga agar derajat kita ditinggikan oleh Allah swt. Rasulullah saw dan para sahabatnya, derajatnya terus diangkat oleh Allah swt, tak lain dan tak bukan, karena beliau-beliau selalu istiqomah di dalam dakwah. Kesabaran dan keistiqomahan hanya akan bermakna jika di sana ada tantangan-tantangan atau hambatan-hambatan dakwah. 

Bisa jadi berupa ejekan, hinaan, fitnah, atau berupa jebakan harta dan jabatan, atau bisa jadi berupa tekanan secara fisik seperti penyiksaan atau pembunuhan, dan lain sebagainya. Hal ini tergambar dengan sangat jelas dalam kitab-kitab sirah Nabi yang ditulis oleh para ulama, seperti sirah Ibnu Hisyam, dan lain sebagainya. Karena itu berbagai ejekan, hinaan, dan beberapa berupa fitnah yang dilakukan oleh sebagain saudara kami, justru kami anggap sebagai kebaikan. Dengan itu kami berlatih sabar dan istiqomah. Karena kami baru berlatih, kadang-kadang diantara kami masih ada yang terpancing untuk marah dan ingin membalas. Itu sangat wajar. Tetapi, terus terang pelajaran tersebut sungguh sangat berharga dan membuat para aktivis dakwah semakin dewasa dalam bersikap. 

Kami tahu bahwa berbagai ejekan dan sebagian fitnah terkadang membuat telinga kami memerah, juga membuat sebagian masyarakat menjauh dari dakwah. Tetapi di sana justru terdapat hikmah yang luar biasa, sehingga kami harus benar-benar sabar dan istiqomah di dalam dakwah ini. Seandainya di dalam dakwah ini tidak ada ejekan, hinaan dan berbagai fitnah, mungkin dakwah ini akan terasa hambar, datar, dan tak ada dinamikanya. Juga, jika tidak ada semua itu, sabar dan istiqomah juga jadi tak terlalu bernilai. Sebab, sabar dan istiqomah itu menjadi sangat bernilai saat di sana ada ujian dan tantangan. Semakian berat ujian dan tantangan, semakin bernilai pula sebuah kesabaran dan keistiqomahan.

Kami harus berterima kasih kepada saudara-saudara kami yang telah menghadirkan berbagai tantangan dan hambatan, sehingga dakwah semakin dinamis dan yang terpenting sikap sabar dan istiqomah menjadi sangat bermakna bagi kami. 


Ketiga, menjadikan dakwah semakin solid dan menjadikan para aktivis dakwah semakin militan. Insya Allah kami berdakwah semata-mata didasari oleh kesadaran kami bahwa dakwah adalah kewajiban agung dari Allah swt, dan kami tidak mengharap apapun kecuali ridlo dari Allah swt. Inilah yang membuat dakwah jadi solid dan para aktivis dakwah menjadi militan. Kami juga sadar, bahwa di dalam dakwah ini pasti ada tantangan, hambatan, dan rintangan dalam bentuknya yang beraneka ragam. 

Kami sadar itu sesadar-sadarnya. Oleh karena itu, saat di dalam dakwah kami menemukan berbagai ejekan, hinaan, dan berbagai fitnah, bagi kami itu sudah kami ketahui sebelumnya. Dan hal itu, tentu saja menjadi motivasi tersendiri bagi kami, sehingga dakwah semakin solid dan para aktivis juga menjadi semakin militan. Hal ini juga sesuatu yang alamiah. Jangankan orang yang berdakwah karena Allah dan di jalan Allah swt. Bahkan orang-orang yang berjuang dalam jalan yang keliru (seperti orang-orang sosialis), saat mereka menemukan berbagai halangan, tantangan dan rintangan, hal itu justru membuat mereka semakin solid dan militan. Tantangan dan rintangan itu seperti obat, rasanya pahit, tetapi mmebuat badan terasa segar setelah itu. 

Karena itu, biasanya para tokoh-tokoh mereka justru menghadirkan tantangan dan rintangan itu dengan sengaja, dalam rangka meningkatkan soliditas organisasi dan menambah militansi para aktivisnya. Ibarat lebah, saat ada tantangan dari luar, mereka bahkan siap berkorban sampai titik darah penghabisan. Mereka rela menyengat pihak eksternal yang mengusiknya, meski untuk itu mereka harus mati. Dalam dakwah Islam, tentu saja kita tidak pernah mendesain agar tantangan dan rintangan itu datang, namun secara alamiah tantangan dan rintangan itu datang dengan sendirinya. Diantaranya adalah dari sebagian saudara kami sendiri, yaitu berupa ejekan, hinaan dan terkadang berupa fitnah dan lain sebagainya. 

Seandainya bukan karena berbagai ejekan, hinaan, dan berbagai fitnah, bisa jadi dakwah HT tidak sesolid yang sekarang dan aktivisnya tidak semilitan yang sekarang ini. Karena itu, kami harus berterima kasih kepada saudara-saudara kami yang sangat berjasa terhadap dakwah ini, meski tidak secara langsung. 

Keempat, menjadikan banyak orang yang semakin penasaran tentang dakwah HT. Diantara berkah dari adanya berbagai ejekan, hinaan dan fitnah terhadap dakwah adalah semakin tersebar luasnya dakwah. Tanpa kita sadari, informasi dakwah terkadang tersebar melalui berbagai hinaan, hujatan dan fitnah. Hal ini membuat banyak orang yang semakin ingin tahu, penasaran dan membuktikan kebenaran berbagai hinaan dan fitnah tersebut. 

Masyarakat di kampung kecil atau di suatu pesantren tradisional, sebenarnya mereka tidak tahu menahu dan tidak tertarik sama sekali dengan HT. Namun, karena banyaknya informasi yang disampaikan oleh pihak tertentu agar waspada dengan HT, akhirnya banyak diantara mereka yang mengenal HT. Ini adalah informasi gratis tentang dakwah. Orang sering menyebut sebagai iklan gratis. Bukan hanya informasi dakwah yang tersebar, dari sini juga akhirnya ada banyak kader dakwah baru yang muncul. Dari berbagai ejekan dan fitnah, banyak orang yang ingin tahu hakikat yang sebenarnya, lalu mereka mendapatkan informasi yang benar tentang dakwah. Seandainya tidak ada hinaan dan fitnah terhadap dakwah, mungkin orang tersebut tidak akan mencari tahu atau ingin tahu tentang dakwah.

 Hal ini juga seperti yang dialami pada zaman Nabi Muhammad saw. Saat itu, beliau dituduh sebagai tukang sihir yang sangat berbahaya bagi masyarakat. Setiap ada tokoh dari luar Makkah yang berhaji selalu ditakut-takuti oleh tokoh-tokoh Makkah agar tidak berbicara dengan Nabi Muhammad saw, karena itu sangat berbahaya. Tanpa disadari oleh tokoh-tokoh Makkah saat itu, bahwa tindakannya ini justru menyebarkan berita tentang Rasulullah saw dan dakwahnya. 

Seandainya mereka tidak menyebarkannya, mungkin tokoh-tokoh luar Makkah tidak mengenal dan tidak tertarik dengan Nabi Muhammad saw, tetapi karena mereka ditakut-takuti tentang Nabi Muhhamd saw, justru membuat orang-orang yang cerdas ingin mengetahui masalah yang sebenarnya. Diantaranya adalah seorang tokoh bernama Thufail ibnu Amr ad-Dausy. Thufail menirukan ucapan tokoh-tokoh Makkah, “Ya Thufail, engkau telah datang ke negeri kami. Ada seorang laki-laki yang menyatakan dirinya sebagai seorang Nabi. Ia telah membuat kami semua susah dan memecah belah masyarakat kami.

 Kami amat takut jika hal ini terjadi di kaummu sebagaimana yang kami alami sekarang. Maka, janganlah engkau pernah berbicara dengannya. Janganlah engkau dengarkan perkataannya. Sesungguhnya ia memiliki ucapan seperti sihir yang dapat memisahkan antara seoang anak dengan bapaknya. Antara saudara dengan saudaranya yang lain. Antara seorang istri dengan suaminya”. Sebagai seorang manusia biasa, beliau sempat terhasud dengan fitnah dari tokoh-tokoh Makkah dan beliau menutup telinganya dengan kapas agar tidak mendengar ucapan Nabi Muhammad saw.

 Namun saat beliau melihat Rasulullah saw, akhirnya beliau justru tertarik ingin mendengarnya. Beliau berkata kepada dirinya sendiri: “Engkau adalah seorang penyair yang pintar dan cerdas. Mengapa engkau tidak dapat membedakan yang jelek dan yang baik. Apa yang mengahalangimu mendengarkan perkataannya? Jika yang dibawanya itu kebaikan hendaklah engaku terima, dan jika jelek engkau tinggalkan”. (Lihat kisah lengkapnya dalam kitab Shuwarun Min Hayati Ash-Shohabah) Akhirnya beliau justru yang mengajak bicara Rasulullah saw lebih dahulu karena sangat penasaran dengan berbagai ejekan dan fitnah yang disampaikan oleh para tokoh Makkah kepada beliau. Akhirnya, seperti yang dikatakan oleh tokoh-tokoh Makkah, beliau terkena “sihir” dan masuk Islam. 

Jadi, berbagai ejekan, hinaan, hujatan, dan berbagai fitnah terhadap dakwah, justru menambah semakin berkembangnya dakwah dan membuat masyarakat semakin penasaran tentang dakwah.

 Kelima, menjadikan kami banyak belajar dan terus melakukan kajian. Terus terang, kami bukan orang hebat dengan ilmu yang mumpuni. Memang, diantara kami ada ulama yang memiliki ilmu lebih dibanding yang lain, namun sebagian dari kami adalah masyarakat biasa seperti pada umumnya. Karena itu, kami terus belajar apapun yang bisa kami pelajari. Setiap saat kami selalu belajar, baik di dalam halaqoh maupun di luar halaqoh. Sebagai orang yang belajar, terkadang kami kurang perhatian atau kurang memahami ilmu-ilmu Islam yang memang sangat luas.

 Namun, dengan berbagai pertanyaan yang menyudutkan, hinaan, atau beberapa berupa fitnah, membuat kami semakin banyak belajar dan semakin perhatian dalam belajar. Seandainya kami tidak dituduh sebagai “menolak hadits ahad”, mungkin kami hanya belajar ilmu hadits ala kadarnya. Hanya mendengarkan para ustadz sambil mengantuk atau sambil santai-santai. Namun, karena banyaknya tuduhan tersebut, kami harus banyak belajar, dan mengkaji berbagai kitab dari para ulama yang mu’tabaroh. 

Akhirnya, kami terdorong untuk mengkaji sedalam-dalamnya, dan bertanya kepada para ustadz sedetil-detilnya. Seandainya tidak ada orang yang menuduh bahwa Khilafah hanyalah khayalan Syeikh Taqiyuddin dan tidak ada ulama yang mengatakannya, mungkin kami hanya mencukupkan mengkaji kitab-kitabnya Syeikh Taqiyuddin. Namun, alhamdulillah banyak sekali tuduhan dan ejekan tentang Khilafah, sehingga kami harus banyak mengkaji dan menelusurinya dari kitab-kitab para ulama. Akhirnya kami menjadi sangat terbiasa dan familier dengan kitab-kitab para ulama madzhab dan ulama mu’tabroh yang lain. Kalau sebelumnya, kitab-kitab tersebut hanya untuk sekedar dimiliki, sekarang kitab-kitab tersebut harus kami kaji dengan seksama. Seandainya tidak ada yang menuduh bahwa HT mengajarkan sembrono dalam ijtihad, maka mungkin kami hanya mengkaji kitab-kitab ushul fiqih ala kadarnya.

 Namun, alhamdulillah, banyaknya tuduhan tersebut membuat kami harus belajar tentang masalah itu sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Dan masih ada ratusan atau mungkin bahkan ribuan tuduhan, hinaan dan sebagian lagi fitnah yang lain. Alhamdulillah semua itu membuat kami harus terus belajar dan mengkaji untuk memahami hakikat yang sebenarnya. Jadi, setiap tuduhan, hinaan, fitnahan atau apapun hanya kami maknai sebagai “motivasi untuk terus mengkaji dan mengkaji lagi”. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih atas motivasi yang sangat mujarab tersebut. 

Keenam, menjadikan kami semakin kreatif.

 Harus diakui bahwa adanya berbagai tuduhan, ejekan, hinaan dan berbagai fitnah membunuh kami semua semakin kreatif dalam berdakwah. Sekedar contoh, karena adanya berbagai hinaan dan fitnah itu, kemudian muncul berbagai tulisan dan buku sebagai responnya. Tulisan ini misalnya, tidak akan pernah ada seandainya tidak ada berbagai ejekan, hinaan dan berbagai fitnah tersebut. Semakin dihina dan difitnah, maka dakwah akan semakin kreatif. Ibaratnya setiap ada aksi pasti ada reaksi. Karena itu setiap ada pertanyaan, membuat kami hari berusaha untuk membrikan jawaban. 

Setiap ada fitnah, membuat kami selalu mengkaji ulang berbagai pemikiran dan gagasan. Intinya, setiap ada ejekan, hinaan dan berbagai fitnah, yang pertama kami harus ikhlas menerimanya, dan yang kedua membuat kami harus melakukan sesuatu dengan cara yang lebih baik dan lebih baik lagi. Inilah yang akhirnya membuat kami semakin kreatif. 

 Sungguh jasa mereka sangat besar. Setiap mereka menghujat, maka kami semakin banyak mendapatkan kebaikan seperti disebutkan di atas. Sungguh, kami sangat senang dan berterima kasih atas pelajaran sangat berharga yang mereka berikan kepada kami. Namun demikian, karena kami sangat sayang kepada mereka, saudara kami sesama Muslim, kami tidak ingin bahwa kami mendapat kebaikan sedangkan mereka mendapatkan keburukan. Kami sangat berkeinginanan win-win solution. Padahal, mereka dan kami sama-sama mencurahkan tenaga dan pikiran.

 Itu sungguh tidak adil. Kami sangat ingin, bahwa kami mendapat KEBAIKAN, dan mereka juga mendapatkan KEBAIKAN yang serupa. Sebab, hujatan, makian, dan firnah kepada sesama muslim, akan membawa keburukan kepada pelakunya. Bahkan tindakan itu dapat membuat kebaikan pelakunya berkurang dan menjadi orang bangkrut (muflis). Kami berharapa mereka semua, saudara kami, tidak menjadi orang bangkrut. Dalam suatu hadits Rasulullah saw bersabda: 

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ 

“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?”, Mereka (para sahabat) menjawab: “Orang yang bangkrut di tengah-tengah kami adalah orang yang tidak memiliki uang (dirham) dan dagangannya habis”. 

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat membawa (pahala) sholat, puasa, dan zakat. Tetapi, ia telah mencela ini (orang lain), menuduh ini (orang lain), memakan hartanya ini (orang lain), menumpahkan darahnya ini (orang lain) dan memukul ini (orang lain).

 Lalu kebaikannya diberikan kepada orang ini. Jika kebaikannya habis, sementara belum bisa menutupi (dosanya), maka dosanya orang ini (yang dicela dan lain-lain) diberikan kepada dia (yang mencela dan lain-lain). Lalu ia dimasukkan ke dalam neraka”. Rasulullah saw juga bersabda: “Sesungguhnya orang yang suka menghina manusia (umat Islam yang lain), maka akan dibukakan pintu surga baginya. Kemudian dikatakan kepadanya, “Kemarilah, kemarilah!” Lalu ia datang dengan membawa kebingungan dan kegundahannya. Ketika ia datang, pintu itu ditutup. Kemudian dibukakan pintu yang lain baginya dan dikatakan kepadanya, “Kemarilah, kemarilah!” Kemudian ia datang dengan membawa kebingungan dan kegundahannya. 

Hal itu terus menerus dilakukan hingga ia dibukakan pintu surga dari pintu-pintu surga, kemudian dikatakan “Kemarilah, kemarilah!”, Tetapi ia tidak mendatanginya karena putus asa”. (HR. Al-Baihaqi). Karena itulah, kami juga berharap agar teman-teman kami juga mendapat kebaikan. Sungguh nasihat ini saya sampaikan kepada kita semua, bukan karena rasa benci kami kepada mereka. Tetapi, nasihat ini kami sampaikan karena rasa sayang kami kepada mereka, karena mereka adalah saudara kami sesama Muslim. Mereka adalah orang-orang yang selalu kami doakan setiap kami berdoa. 

Dan kami yakin, bahwa kami adalah bagian orang-orang yang mereka doakan saat mereka berdoa. Saat kami melakukan tasyahud dan kami membaca assalamu alainaa wa ‘ala ibadillahis sholihin (semoga kesalamatan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang sholih), yang kami maksud dengan hamba-hamba Allah yang sholih adalah mereka semua, saudara kami sesama Muslim. Ya Allah, jadikanlah kami sesama Muslim saling mencintai dan menyayangi.

 Jadikanlah kami seperti bangunan yang satu, dimana satu dan lainnya saling menguatkan. Sungguh, bagi Engkau ya Allah, itu sangat mudah. Ya Arhamar Rohimiin...

 Ya Allah, saksikanlah, kami sudah menasehati saudara-saudara kami sesuai kemampuan kami. Wallahu a’lam. 

Oleh : Ust. Choirul Anam


1. Bismillaahirrahmaanirrahiim
2. Membaca judul dari tulisan ini | Pasti banyak yang sudah menerka-nerka kelanjutan dari tulisan ini | Jangan nilai tulisan ini dari sudut pandang harokah si Penulis (saya) | Tapi dari sudut pandang Islam
3. Tulisan ini saya angkat karena ada satu akun atau orang yang tidak mengenal dunia pergerakan Islam mengatakan | Hizbut Tahrir sesat dan solusinya adalah demokrasi seperti Erdogan
4. Komentar akun ini bisa dicari di salah satu postingan saya | Tak perlu disebut namanya disini | Saya katakan ini akun orang tak mengenal dunia pergerakan | Terlihat dari komentar ‘Hizbut Tahrir Sesat’ | Padahal dia yang paranoid terhadap Hizbut Tahrir| Mendapat informasi hanya secuil lalu menyimpulkan
5. Untuk perkataan Hizbut Tahrir sesat | Tak perlu ada bantahan karena Hizbut Tahrir dari alasan pendirian, pergerakan dan cita-citanya sesuai Syariat | Kalau sudah sesuai Syariat apa yang perlu dibantah dari komentar itu | Karena komentarnya yang salah apalagi maksud dari komentar
6. Ok, kita lanjut kepada komentar dia kedua tentang | Erdogan
7. Pembahasan ini memang agak sensitif jika dinilai dari perindividu pembaca | Maka sebelum ke pembahasan | Ikuti alur yang akan saya buat agar kita memandang dari sudut pandang yang benar atau menyeluruh
8. Pertama | Kita harus sepakat bahwa segala penilaian baik buruk halal haram benci cinta harus bersumber atau berdasarkan Syariat Islam | Jadi jika akhir kesimpulan tulisan ini ada yang mengatakan saya atau bahkan menyebut Hizbut Tahrir membenci Erdogan | Tanyakan kepadanya | Landasan syariat apa hingga muncul statement seperti itu
9. Baik menurut manusia belum tentu baik menurut syariat Islam begitu juga sebaliknya | Contoh, membunuh adalah tindakan buruk bagi penilaian berdasarkan perasaan | Namun menurut syara bisa baik dan buruk | Baik ketika membunuh kafir harby atau sesuai syariat | Buruk ketika tidak ada alasan syara untuk membunuh
10. Jadi pertama | Nilailah baik buruk berdasarkan syariat Islam | Bukan perasaan atau wijdan
11. Kedua | Ketika membahas Erdogan | Maka pembahasan tidak bisa hanya seputar individunya | Oleh sebab itu pembahasan di tulisan ini bukan tentang pribadi Erdogan apalagi fisiknya | Tetapi sebagai Presiden, kepala Negara Turki | Dan membahas Turki tidak bisa lepas dari Khilafah Utsmaniyah
12. Jadi pembahasan ini akan menyeluruh untuk menutupi atau melengkapi informasi yang sudah tersebar tentang Erdogan yang hanya diambil berdasarkan sifat individunya | Seperti menolong seekor burung, membantu sesama dan lain-lain
13. Karena kalau yang dinilai sifat pribadinya sebagai Erdogan | Bukan sebagai kepala Negara | Maka itu penilaian yang tidak adil | Kenapa? | Coba saya tanya, kalau Erdogan bukan seorang presiden apa kebaikannya akan di ekspos ke media? | Apa akan disebarkan luas| Oleh sabab itu, penilaian harus menyeluruh | Dan segala tindakan Erdogan yang terkait kebijakan Negara harus dinilai sebagai kepala Negara Turki
14. Itu yang kedua | Menilai Erdogan sebagai kepala Negara Turki | Bukan dari kebaikan sifat individunya
15. Sepakat?
16. Kita mulai pembahasannya | Cukup panjang |Ingat baca atas dasar baik buruk berdasarkan Syariat Islam bukan perasaan
17. Ok, lanjut | Pembahasan akan dimulai dari sejarah singkat Turki karena hampir semua orang yang peduli tentang pergerakan Islam pasti akan mengenal Khilafah Utsmaniyah
18. Jika membahas keruntuhan Khilafah Utsmaniy tahun 1924 ini memang memilukan | Ada banyak factor | Bahkan dalam kitab Daulah | Kitab yang dikaji di Hizbut Tahrir | Pembahasannya sangat panjang sekali | Ini karena ada banyak sekali faktor-faktornya | Salah satunya adalah agen Inggris Laknatullah Kamal Attarturk
19. Kita mulai dari Paham Nasionalisme | Lemahnya pemahaman terhadap Islam, menyebabkan paham nasionalisme masuk kedalam wilayah Daulah, baik dari Balkan, Tuki, Negara-Negara Arab, Armenia dan Kurdistan | Ini menyebabkan kehancuran telak pada saat 1914 M dimana Daulah Khilafah sedang terseret dalam ambang kehancuran dan terlibat dalam Perang Dunia I dan keluar sebagai Pihak yang kalah
20. Serangan Misionaris | Eropa memerangi dunia Islam dengan serangan Misionaris yang mengatasnamakan Ilmu Pengetahuan. Berdirinya organisasi-organisasi bentukan Misionaris yang berada ditengah kaum Muslim yang memiliki 2 tujuan fundamental | 1. Memisahkan wilayah Arab dari Daulah Islam, dengan menyebut Khilafah Utsmaniy sebagai Turkey | Tujuannya untuk membentuk fanatisme kesukuan (nasionalisme) antara Arab dan 'Ajm | 2. Menjauhkan Kaum Muslim dari Aqidah yang benar
21. Menyebarnya Nasionalisme | Misionaris tidak berhenti disitu, langkah berikutnya adalah 'bagaimana memisahkan antara Wilayah Arab dan Daulah Islamiyah' | Mereka membentuk kelompok studi, menyebarkan slebaran yang membangkitkan kesukuan Arab (di wilayah Arab) | Dan di Turkey, membuat warga Turkey, yang menjadi ibukota khilafah ingin melepaskan diri dari Daulah Islamiyah dan menamakan diri dengan Turkey | Pemahaman ini menyebar berbagai wilayah Daulah Islamiyah hingga setiap wilayah menganggap mereka paling berharga kepada daulah dan berpikir mereka mampu hidup tanpa daulah
22. Runtuhnya Daulah Khilafah Utsmaniy | PD I berakhir dengan genjatan senjata antara kedua pihak. Khilafah mengalami kekalahan telak dan kehilangan hampir semua wilayah | Sekutu menduduki Arab, Mesir, Suriah, Palestina, kawasan Timur Yordania dan Irak | Wilayah-wilayah ini dipaksa oleh Barat untuk melepaskan diri dari Daulah Islamiyah | Hingga tersisa Turkey yang berada di bawah Khilafah Utsmaniy
23. Akhir Daulah Khilafah Utsmaniy | Bukan perkara mudah untuk mengakhiri dominasi Khilafah bagi barat | Walau hanya tersisa Turkey mereka masih melakukan dengan hati-hati | Mereka memulai dengan dengan menyusupi wilayah Turkey | Disinilah permasalahan sangat kompleks, ada makar, penyesatan pemahaman, nasionalsime, fitnah, tuntutan-tuntutan, resolusi kebangsaan, demo dan lain-lain termasuk pembunuhan dan penipuan
24. Munculnya Mushthafa Kamal (Laknatullah alaih) | Gerakan revolusi yang terjadi berbalik menentang Sultan (Khalifah) agar Turkey merdeka | Kota Ankara menjadi pusat revolusi untuk melengserkan Khalifah dan tokohnya adalah Mushthafa Kamal | Kamal membuat semangat nasionalsime membara sampai ke wilayah pedesaan di Turkey dan menyebarkan isu bahwa Inggris sudah menduduki Ibu Kota
25. Kaum muslim yang masih membela Khalifah banyak yang ditawan, perkantoran ditutup paksa, bantuan terhadap khalifah dan pemerintahannya macet
26. Ini menyebabkan warga Turkey berpaling dari Khalifah karena ketakutan terhadap makar yang dilakukan Kamal | Hingga Mushthafa kamal berhasil membuat sebuah komite yang menyatakan bahwa mereka adalah pemerintah yang sah dan Kamal sebagai sebuah ketuanya
27. Mushthafa Kamal terus melejit | Dia dan pasukan dari Ankara berhasil melumat habis tentara kekhilafahan, mengalahkan Yunani yang masih menduduki wilayah pesisir Turkey
28. Tahun 1921 | Mushthafa Kamal mengirim delegasi untuk memecah wilayah Khilafah | Delegasi ini diterima oleh sekutu dan berhasil mengusir Yunani dari Turkey | Ini membuat Mushthafa Kamal semakin dikenal sebagai Pahlawan dan berhasil mengusir musuh yang Khilafah sendiri tak mampu
29. Dukungan terhadap Kamal semakin tinggi baik dari sisi militer atau persatuan penduduk | Hingga ia merumuskan untuk melengserkan Khilafah Utsmaniy
30. 3 MARET 1924 | Mushthafa Kamal melakukan sidang Komite Nasional dengan tujuan untuk menghapus Khilafah Utsmaniy
31. Melalui jalan diktator, Kamal meminta hakim agung di Istambul memberikan hukuman kepada Khalifah Abdul Majid dengan mengusirnya dari Turkey
32. Mustafa Kamal berserta hakim, sejumlah polisi dan militer berangkat ke Istana Khilafah ditengah malam | Mereka memaksanya menaiki mobil lalu menuntunnya keluar dari perbatasan Turkey | Mereka sama sekali tidak memberikan toleransi dan belas kasihan | Karena Khalifah Abdul Majid hanya diperbolehkan membawa satu koper berisi beberapa lembar pakaian dan sedikit uang | Diangkut di tengah gelap gulita menuju ke Stasiun kereta api Sirkeci | Ia digusur pergi meninggalkan bumi Khilafah, ke istana kumuh milik Yahudi di Salonika, Yunani | Tempat pengasingan negara sebelum seluruh khalifah dimusnahkan di tangan musuh Allah | Dan inilah kondisi terkhir Khalifah | Saya selalu marah ketika membahas Turki Ustmaniy dan sampai pada pembahasan atau point ini ditambah jika membaca surat beliau sebelum beliau diasingkan | Ada di bawah point terakhir | Semoga Allah merahmatinnya | aamiin
33. Dari sini sudah bisa kita lihat sejarah berdirinya Turki yang mengganti sistem Khilafah menjadi Sekuler Demokrasi | Nah, posisi Erdogan disini adalah melanjutkan kepemimpinan di bawah Demokrasi Sekuler yang diusung oleh Mustafa Kamal setelah menghapuskan sistem Khilafah| Apa yang akan Anda simpulkan dari point ini? | Jawab sendiri masing-masing
34. Dari sisi sikap politik Erdogan | Kemenangan AKP dalam Pemilu Turki banyak disebut sebagai kemenangan Islam | Bahkan ada yang menyebut sebagai Pahlawan Islam | Tentu itu sangat berlebihan jika yang dimaksud Pahlawan Islam adalah layaknya seorang muslim yang membela Islam | Membela tegaknya Syariah layaknya para Sahabat yang layak mendapat gelar Pahlawan Islam
35. Erdogan juga mendukung aksi demonstrasi yang membawa slogan “No to a military coup, no to Sharia (Islamic) Law” | “Tidak untuk kudeta militer , tidak ada ke Hukum Syariah (Islam)“ (Reuters, 15/5/2007)
36. Erdogan juga menegaskan, AKP bukan partai agama, melainkan partai yang ingin menciptakan kesejahteraan bagi rakyat Turki | “Tidak ada peran agama dalam partai politik dan juga tidak ada partai agama dalam politik,” tegas Erdogan
37. “Saya bukan politisi Islam dan tidak pernah selama karir politik saya, saya mengumandangkan, saya politisi Islam; tetapi saya Muslim yang akan memberi komitmen menjalankan ajaran Islam,” lanjutnya
38. Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat di Johns Hopkins University, Erdogan mengumumkan bahwa pintu partainya terbuka untuk menyambut keinginan siapapun, namun partai Keadilan dan Pembangunan Turki bukanlah partai Islam | ”Partai kami tidak pernah menjadi partai Islam, sebab tidak mungkin melakukan hal yang kurang memberikan rasa hormat terhadap agama kami seperti ini | Partai ini juga tidak mungkin berupa partai agama,” ujarnya
39. Dia menambahkan | “Partai kami adalah sebuah partai konservatif dan demokratis | Bahkan kami bertekad untuk terus mempertahankan identitas ini” | Erdogan menolak mentah-mentah sebutan Utsmaniyin baru atas politik luar negeri Turki | Dia mengatakan bahwa “tidak dapat diterima pendekatan semacam itu” | (al-aqsa.org, 15/12/2009)
40. Menurut situs yang sama pada September 30, 2012 di hadapan ribuan anggota partai bersorak pada kongres di sebuah stadion olahraga di ibukota Ankara | Erdogan mengatakan | ’We called ourselves conservative democrats. We focused our change on basic rights and freedom’ | ‘Kami menyebut diri konservatif demokrat. Kita fokus perubahan kita pada hak-hak dasar dan kebebasan’ | (Reuters, 30/9/2012)
41. Dari statement-statement diatas bisa dilihat bagaimana sikap politik Erdogan sebagai kepala Negara Turki
42. Dari sistem Negara | Jelas, Turki menganut paham Demokrasi dan Sekulerisme | Jika ada yang masih mendebatkan point ini berarti ia tidak mengetahui sistem apa yang diterapkan di Turki saat ini | Dan hanya menilai Erdogan dari sisi individu bukan kepala Negara
43. Dari sistem Demokrasi Sekulerisme ini pula artinya | Masih melanjutkan sistem yang pertama diterapkan | Sistem yang menghapuskan Khilafah
44. Seharusnya | Kalau memang landasannya adalah Islam | Maka tentu sistem Demokrasi Sekulerisme ini harus dihapus dan diganti dengan Syariat Islam | Faktanya? | 0 (Nol) | Tidak ada hingga hari ini desas-desus untuk mengganti sistem Demokrasi Sekuler dengan Islam atau Khilafah
45. Saya pernah mendapatkan sebuah foto di Masjid di Negara Turki dimana di pintu masjid terdapat gambar bertuliskan| Sebelum Masuk Kenakan Pakaian Menutup Aurat | Artinya apa? | Ini paham sekuler dimana agama hanya ada didalam Masjid | Menutup aurat ketika hendak sholat di Masjid | Apa bedanya dengan Indonesia? | Jawab sendiri
46. Jelas | berangkat dari paham Demokrasi Sekuler dimana sistem ini tak punya dalil Quran dan Hadits satu pun | Satu-satunya dalil yang dibawa adalah Musyawarah dan sudah saya posting perbedaan Demokrasi dan Musyawarah | Atau ada yang menggunakan dalil taat ulil Amri | Jika ayatnya dilanjutkan maka seharusnya jika ada perbedaan kembalikan ke Allah dan RosulNya | Sedang Allah dan Rosulullah tidak pernah mencontohkan Demokrasi Sekulerisme | Maka sistem yang diberlakukan di Turki bukanlah sistem Islam | Maka tak layak pemimpin Negara yang tidak menerapkan Islam disebut pahlawan Islam
47. Dari sisi Ekonomi | Berangkat dari sistem Demokrasi Sekulerisme | Maka Turki juga menganut paham Ekonomi Kapitalis
48. Dari sisi Hukum | Berangkat dari sistem Demokrasi Sekulerisme | Maka Turki juga menganut paham hukum Demokrasi yang tidak sesuai Quran dan Hadits
49. Bahkan Demokrasi yang mendengungkan kebebasan berpendapatpun nyatanya tidak dilakukan sepenuhnya oleh Erdogan | Ini terlihat ketika Syabab Hizbut Tahrir Turki dijebloskan ke penjara tanpa ada pengadilan apapun
50. Dari sisi Aqidah | Memang banyak pengungsi Suriah yang ditempatkan dengan layak | Namun, apakah itu ikatan Aqidah? | Atau kemanusiaan? | Kalau Aqidah maka tidak hanya menampung pengungsi tetapi juga mengirim tentara untuk menghancurkan musuh-musuh Islam | Faktanya? | Adakah tentara Turki yang kuat ini berperang melawan tentara Bassar? | Jawab sendiri
51. Masih dari sisi Aqidah | Erdogan mendukung adanya politik dua Negara di Palestina | Artinya Palestina dan Israel berdampingan | Jelas ini tidak bisa dibenarkan mengingat Palestina adalah tanah Kharajiyah | Baca postingan saya tentang Palestina
52. Dari sisi Aqidah | Jelas dorongan yang dilakukan adalah paham Nasionalisme | Turki memiliki tentara yang kuat | Salah satu terkuat di negeri-negeri Muslim | Namun karena paham Nasionalisme | Tentara yang kuat ini pun tidak bisa berbuat apa-apa ketika seperti sekarang dimana Al-Aqsha sedang dihancurkan oleh Zionist untuk membangung sinagog terbesar yang berdiri di atas Kompleks Al-Aqsha | Sedangkan tentara Turki akan bergerak ketika Presidennya, Erdogan memberikan intruksinya | Pertanyaannya, adakah intruksi itu?
53. Padahal paham Nasionalisme adalah paham Ashobiyah dimana Rosulullah sangat melarang keras paham ini | Bukan termasuk umatku siapa saja yang menyeru orang pada ‘ashabiyah (HR Abu Dawud) | Lalu pantaskah ia disebut contoh pemimpin Umat Islam apalagi sampai ada yang menyebutnya sebagai Khalifah Islam | Astaghfirullah
54. Nah, tulisan ini bukan berarti melupakan kebaikan Erdogan kepada umat Islam yang lain | Sekali lagi, dari sisi individu dan kemanusiaan memang ia adalah orang baik | Begitu juga orang-orang lain yang bersikap baik terhadap kaum Muslim | Namun tulisan ini untuk menyeimbangkan pemberitaan yang mempublish kebaikan-kebaikannya sambil mengatakan pemimpin panutan negeri-negeri muslim yang lain | Atau sebutan Pemimpin Islam yang lahir dari Demokrasi | Atau bahkan sebutan Pahlawan Islam atau Khalifah Islam | Dimana sebutan-sebutan itu tidak ada faktanya sebagaimana sudah dijelaskan | Kalau tidak ada faktanya apa sebutannya? | Artinya sebutan-sebutan itu hanya angan-angan yang mengagungkan Erdogan dari sikap individunya | Bukan sebagai kepala Negara Demokrasi Sekuler
55. Maka jika kita bersandar pada kesepakatan awal | Bahwa benci atau suka dilandaskan dengan Quran dan Hadits | Maka seharusnya bisa lebih objektif dan tidak terlepas dari Syariat ketika membahas Erdogan | Hingga banyak orang yang tidak paham dengan menyeluruh mengatakan saya atau bahkan Hizbut Tahrir membenci Erdogan atau partainya atau pendukungnya | Itu kesimpulan yang terlalu jauh | Dan lahir dari orang kerdil yang tidak bisa memahami permasalahan secara menyeluruh.sumber fb; Syamsul arifin

Sejak zaman para nabi kalau pihak anti islam selalu menyusun rencana jahatnya untuk menghancurkan islam.Bahkan tokoh-tokoh anti islam ini menunjukan kebenciannya secara vulgar di hadapan khalayak . Saatnya buka mata buka telinga dan membuka tabir kebencian mereka yang kadang di bungkus dengan wajah manisnya . Nah sobat muslim di bawah ini beberapa tokoh dunia barat yang menunjukan sikapnya terhadap islam yang patut kita cermati.

1. Lawrence Braoun berkata: "Apabila bangsa Arab sebagai basis umat Islam dan negara-negara Islam seluruh dunia bersatu, maka mereka akan membahayakan kita dan seluruh dunia. Kalau mereka tetap berpecah belah, mereka tidak punya arti dan kekuasaan apapun. Kita bebas untuk menginjak dan menyeret mereka. Karena itulah, bangsa Arab dan kaum Muslimin seluruh dunia harus tetap berpecah belah, agar mereka tetap dalam tidur dan kebodohannya."

2. Arnold Toynbee berkata: "Sesungguhnya persatuan Islam itu ibarat
orang yang sedang tidur nyenyak, namun kita harus waspada bahwa
orang yang tidur itu sewaktu-waktu bisa bangun."

3. Moroe Berger berkata: "Sejarah membuktikan bahwa kekuatan Arab
berarti kekuatan Islam, maka dari itu hancurkanlah bangsa Arab,
bersamaan dengan kehancurannya, hancur pula Islam di seluruh dunia."

4. W.K. Smith (orientalis Amerika), berkata: "Apabila kaum Muslimin
diberi kebebasan dalam dunia Islam, dan hidup dalam alam
demokrasi, maka pasti Islam akan meraih kemenangan. Hanya dengan
sistem diktator sajalah umat Islam dapat kita kacaukan, dan mereka
akan asing dengan agamanya."

5. Pemimpin majalah 'Times' (sebuah majalah Amerika), berkata: "Untuk
mencegah hadirnya kesadaran dalam diri umat Islam, maka kita harus
menjadikan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam,
menjadi negara diktator militer. Dengan demikian kita akan dapat
mencapai kemenangan terhadap bangsa Arab dan peradabannya."

6. Fidel Castro memberikan nasehat kepada Israel yang berbunyi:

"Israel harus berusaha keras jangan sampai gerakan gerilyawan Palestina itu menganut ajaran Islam. Karena ia akan memberikan kobaran semangat seperti yang biasa dikenal dalam masyarakat Islam. Sesungguhnya semangat agama Arab ini akan mempolarisasikan semua jamaah Islam yang lain, sehingga mustahil bagi Israel untukmemelihara eksistensinya. Juga saya peringatkan, agar Israel berusaha keras menjadikan negara Arab sekitarnya menjadi
negara-negara sosialis, untuk menemukan kerjasama secara damai
antara sosialis Arab dan sosialis Israel."

7. Lawrence Braoun berkata: "Selama ini para pemimpin kami
menakut-nakuti kami dari ancaman berbagai bangsa. Namun setelah
kami teliti dengan seksama, ternyata rasa takut kami itu tidak 
beralasan. Mereka menakut-nakuti kami dengan bangsa Yahudi yang
berbahaya, bangsa 'kuning' dari Jepang yang beracun, dan bahayanya
bangsa 'merah' (Bolsyewik - Komunis). Kenyataannya, kaum Yahudi
menjadi kawan karib kami, kaum komunis menjadi sekutu kami, dan
bangsa Jepang ... untuk yang satu ini, sudah ada negara demokrasi
besar yang menjamin akan menaklukannya.

Ternyata, bahaya terbesar yang kami temui adalah Islam. Hanya
dialah musuh sebenarnya bagi kami, baik dalam penyebaran atau di
dalam setiap sistem yang ada, maupun dalam semangatnya yang sangat
menakjubkan."

8. Moroe Berger berkata: "Sebenarnya ketakutan kami dari bangsa Arab,
dan perhatian kami yang berlebih-lebihan kepada bangsa itu, bukan
lantaran adanya kekayaan alam berupa ladang-ladang minyak yang
melimpah ruah itu, akan tetapi lantaran Islamnya." Kami wajib dan
berupaya sekuat tenaga dan kemampuan yang ada, untuk merintangi
bersatunya bangsa Arab, yang bisa menguatkan mereka. Karena,
bersatu dan kuatnya bangsa itu, berarti bersatu dan kuatnya Islam
di seluruh dunia, maka itu berarti kejayaan dan kebangkitan Islam
akan segera tumbuh.

9. Philip Foundatie (seorang Perancis) berkata: "Adalah menjadi
kewajiban bagi bangsa Perancis untuk melawan dan menghancurkan
Islam di dunia ini, dan menerapkan politik bermusuhan dengan agama
itu, serta berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghalangi
penyebaran dan kebangkitannya."

10. Keimon (seorang orientalis Perancis) berkata: "Menurut hemat saya,
adalah menjadi kewajiban bagi kita untuk memusnahkan seperlima
umat Islam, menghukum sisanya melakukan kerja paksa, menghancurkan
Ka'bah di Mekkah, dan memindahkan mayat Muhammad di Medinah ke
museum Le Louvre di Paris."

11. Sebuah media massa barat yang menyatakan: "Tidak diragukan lagi
bahwa tugas misi dalam merusak dan mengaburkan aqidah Islam telah
menemui kegagalannya. Tetapi tujuan ini bisa dicapai melalui
Perguruan-perguruan Tinggi di Barat (juga semua perguruan dan
sekolah atau yang semacamnya maupun segala lembaga yang dapat
dikuasai atau dipengaruhi oleh Kristen/Yahudi/Israel di dunia ini;
peny.). 

Untuk itu hendaknya dipilih mahasiswa-mahasiswa yang mempunyai watak yang lemah dan tidak mempunyai kepribadian serta moral yang rusak dari negara-negara Timur, khususnya dari dunia Islam, agar mereka diberi beasiswa
(akses-akses, bantuan-bantuan, kemudahan-kemudahan, sarana dan
prasarana, dll.; peny.), sehingga mereka itu bisa menyandang gelar
(mendapatkan posisi yang menguntungkan/strategis atau mempunyai
pengaruh yang luas dan kuat di masyarakat; peny.), agar mereka
bisa membawa misi yang tidak diketahui (oleh orang-orang tersebut;
peny.).

 Agar mereka membina dan mewarnai tingkah laku sosial dan
politik di negara-negara Islam (dengan tingkah laku yang
sebenarnya bertentangan dengan ajaran Islam, tetapi dinyatakan
oleh orang-orang tersebut sebagai ajaran Islam; peny.). Kami
(Kristen/Yahudi/Israel; peny.) berkeyakinan bahwa
Perguruan-perguruan Tinggi barat (juga semua perguruan dan sekolah
atau yang semacamnya maupun sebagai lembaga yang dapat dikuasai
atau dipengaruhi oleh mereka di dunia ini; peny.) harus
menggunakan kesempatan yang sebaik-baiknya terhadap dunia Timur
(Islam; peny.) yang tergila-gila dengan gelar-gelar ilmiah (maupun
gelar-gelar lainnya yang dapat menyatakan bahwa orang-orang itu
lebih dari orang-orang kebanyakan yang kemudian orang-orang itu
dapat pergunakan untuk memperoleh kenikmatan duniawi semata-mata
yang berlimpah-limpah dengan mengabaikan ajaran-ajaran Islam;
peny.).

 Menggunakan mereka sebagai dosen dan intelektual (serta
sebagai pengambil keputusan, tokoh masyarakat, dll.; peny.) yang
membawa misi (Kristen/Yahudi/Israel dalam rangka menghancurkan
Islam; peny.) adalah sangat menguntungkan terhadap tujuan kita
(Kristen/Yahudi/Israel; peny.) dengan dalih memajukan (membantu,
bersahabat, dll.; peny.) Islam dan orang-orang Islam." 

(Catatan: semua orang-orang Islam, tokoh-tokoh Islam, ilmuwan-ilmuwan Islam, pedagang-pedagang Islam, bankir-bankir Islam, anak-anak Islam,
suami-suami Islam, isteri-isteri Islam, dll. yang murni, yang sejati, yang dengan sungguh-sungguh berjuang menegakkan kebenaran Allaah S. W. T.. di segala bidang kehidupan ini, yang pasti,bertentangan kepentingan dengan Kristen/Yahudi/Israel, dibantai,habis-habisan dengan mempergunakan segala cara yang mungkin,dilakukan oleh mereka, termasuk mempergunakan tangan-tangan,orang-orang Islam sendiri yang lemah imannya atau anak-anak kecil
atau perempuan-perempuan atau orang-orang lemah atau semua orang
yang dapat terhasut untuk membela kepentingan
Kristen/Yahudi/Israel; peny.) .

12. Pernyataan Paus Innocent III bahwa Islam adalah agama "Anti
Christ" pada tahun 1050 M , yang bunyinya adalah bahwa agama Islam
adalah agama Bid'ah dari Kristen/Yahudi/Israel, sehingga disusun
rencana dan strategi penghancuran dan penghapusan Islam di seluruh
dunia, yang mana sedemikian canggih dan halusnya sehingga sebagian
besar umat Islam yang lemah ilmu dan lemah iman ikut-ikutan
menjalankan strategi dan rencana tersebut, bahkan sampai-sampai,
ulama tingkat tinggi banyak juga yang terpengaruh ikut-ikutan
menjalankan strategi dan rencana tersebut.

13. "Kepala pastor dalam konperensi pastor, Samuel Zwemer berkata:
"Sebenarnya kami mengutus dan membebankan anda sekalian ke
negara-negara Muhammadiyah (Islam), bukan dengan tujuan untuk
mengkristenkan mereka, karena hal itu adalah suatu kehormatan.
Mereka tidak pantas untuk menerimanya.

Sebenarnya tugas kalian adalah mengeluarkan orang-orang Muslim
dari agamanya, agar mereka menjadi mahluk yang putus hubungannya
dengan Allah S.W.T. Dengan demikian terputus pula ciri (akhlaq)
Islam dari dirinya, yang menjadi sendi dan fondasi dasar dalam
kehidupannya. Dengan jerih payah kalian itu, kalian telah menjadi
pelopor kemenangan dalam penjajahan dalam negara-negara Islam.
Kalian telah berhasil mencuci otak mereka sehingga mereka mau
menerima dan menjalankan segala rencana dan siasat kita untuk
mengeluarkan mereka dari Islam.

Kami menginginkan kalian berhasil membuat generasi penerus mereka
menjadi generasi santai yang suka membuang waktu dan
bermalas-malasan. Memburu hawa nafsu dengan berbagai cara,
sehingga hawa nafsu itu merupakan tujuan utama kehidupannya, dan
mempertuhankan hawa nafsunya, dan kalau mereka menduduki jabatan
penting, juga untuk kepentingan hawa nafsunya. Mereka korbankan
segala-galanya untuk kepentingan hawa nafsu.

Wahai para pastor!

Laksanakan dan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh dan
sebaik-baiknya tugas yang telah diembankan kepada kalian, dan
pasti kalian akan berhasil dengan gemilang."
Demikianlah pernyataannya, yang diwujudkan dengan memupuk rasa
kecewa, frustasi, pesimistis, dan putus asa terus dipompakan.
Mabuk-mabukan, diskotik, film porno dan sex bebas dibudayakan,
sehingga generasi Islam terlena dan terhanyut sampai jauh dari
cita-cita semula yang luhur, hingga aqidah sebagai senjata ampuh
yang terakhir ditanggalkan satu demi persatu .

14. Kardinal Simon (orang kedua setelah Paus di Vatikan), menyatakan:

"Andai umat Islam itu bersatu padu di seluruh dunia, dan
menyatukan seluruh aspirasinya, saling bantu untuk melepaskan diri
dari cengkeraman bangsa Eropa (Kristen/Yahudi/Israel; peny.), lalu
mereka berkiblat dan mematuhi segala syariatnya (Islam, peny.),
maka mereka akan mampu bangkit dan mengalahkan kita
(Kristen/Yahudi/Israel; peny.). Dan wajiblah bagi kita
(Kristen/Yahudi/Israel; peny.) untuk menyusun program demi memecah
belah, menghalangi kebangkitan mereka (Islam; peny.)

15. Eks PM Inggris, James Callaghan berkata dalam wawancara tentang
konperensi Qoud Lobby: "Sebenarnya di antara topik yang hendak
dibicarakan ialah masalah Iran". Ditegaskan kemudian: "Masalah
Iran itu mempunyai akar yang mendalam dan kuat, karena kita juga
harus membicarakan masalah Turki, Pakistan dan Timur Tengah".

Ditegaskan lagi: "Memang sulit bagi anda untuk memahami apa yang
terjadi dalam masalah ini. namun saya sebagai seorang Kristen yang
murni, akan mengatakan kepadamu: "Di sana ada musuh terbesar yang
harus kami musnahkan, sampai ke akar-akarnya. 

Dia senantiasa menghalangi setiap rencana dan gagasan kami. Musuh kami itu adalah Aqidah (ajaran Islam; peny.), oleh sebab itulah dalam konperensi
kali ini, kami fokuskan pada masalah yang sangat vital itu."

16. Ben Gaurion seorang Kristen/Yahudi/Israel berkata: "Tidak ada yang
paling menakutkan saya selain kalau dunia Arab akan melahirkan
seorang Muhammad baru" .


Nah bagaimana sobat muslim? masihkah kita punya alasan untuk bercerai berai dan saling menyalahkan sesama umat islam, semakin kita berpecah belah maka itu berarti kita berada dalam jebakan mereka. untuk itu mari semua bersatu padu demi kejayaan islam.

Contributors

Powered by Blogger.