lihat aksi Presiden Rusia Vladimir Putin? Silakan saja membeli kalender 2016 edisi Presiden Putin. Dijamin, Anda akan menikmati kehadiran Putin dalam berbagai pose sepanjang tahun.
Itulah sedikit kalimat yang mengandung promosi pada kalender presiden Rusia. Mungkin juga bagi beberapa pihak terutama pengagum putin tidak butuh kalimat promosi di atas.
Tetapi ada beberapa alasan kenapa di awal tahun 2016 ini sosok putin begitu menggelegar di publik . Mungkin bagi anda yang muslim akan merasa jengkel karena putin menjadi salah satu eksekutor di bumi syam. Berapa banyak nyawa melayang akibat kebijakannya.
Lalu apa hubungannya dengan laris manisnya kalender putin dengan pembantaiannya di Suriyah. Kalau kita mau kritis dan jeli menyikapi hal ini,sesungguhnya fenomena kalender putin ini hanya pencitraan saja. Kenapa pada pencitraan. Alasannya adalah bagaimana mungkin kejahatan sebiadab itu bisa di hapus hanya dengan kalender lebay presiden Rusia itu. Apakah menurutnya publik international khususnya dunia islam akan melupakan kebiadabannya.
Tentu tidak bukan, Lalu untuk apa publik memblowup fenomena laris manisnya kalender putin ini. Mungkin ini hanya sebatas menghibur diri saja khususnya bagi Putin dan Kroni-kroninya. Agar kesan biadabnya jadi berkurang di mata dunia international meskipun sulit di dunia islam.
Coba perhatikan power apa yang ingin di tunjukan dalam kalender putin ini untuk menutupi kejahatan dan kebenciannya pada dunia Islam.
Di bawah ini berita tentang laris manisnya kalender putin yang di rewrite oleh republika dari cnn.
Dunia hal heboh dengan kalender putin yang banyak diburu sehingga ludes terjual.
Kalender itulah yang kini menjadi hits di kalangan para penggemar Putin. Dalam kalender 2016 edisi terbatas yang telah rilis di Rusia itu, orang nomor satu di Rusia itu hadir dalam berbagai gaya dan busana.
Setiap bulan Putin hadir dengan aksinya yang berbeda. Entah itu sedang memancing, olahraga angkat beban, hingga berbusana formal ala tentara. Tiap gambar tampil dengan kutipan dari sang tokoh yang hadir dengan berbagai tema, seperti ungkapan rasa cinta pada binatang, tentang perempuan Rusia, sampai urusan memancing.
Seperti dilansir situs CNN, saat membuka kalender pada bulan Maret, kita akan dipersilakan menyimak komentarnya tentang perempuan Rusia yang disebutnya "sangat cantik." Atau, aksi Putin memeluk anjing kesayangannya pada bulan November.
Rupanya kalender ini memang disukai para pencinta Putin. Pria yang popularitasnya bertengger di atas angka 80 persen itu tampaknya bakal tersenyum lebar lantaran kalendernya menjadi koleksi paling diburu dan sudah ludes terjual. Sebuah fenomena yang boleh dibilang tidak terlalu mengejutkan.
Sosok Putin sedikit banyak memang tergambar dari berbagai aksinya dalam kalender itu. Dia adalah cerminan dari sosok pria Rusia kebanyakan dengan hobinya menunggang kuda, berlatih bela diri, atau membawa pesawat. Jean-Claude Killy, seorang atlet ski legendaris, punya cerita sendiri tentang pemimpin Kremlin itu.
Killy mengenal Putin saat Olimpiade Musim Dingin pada 2014 di Sochi, sebuah kota di Rusia yang terletak di kawasan pantai Laut Hitam. Dia mengaku sangat sering bertemu dengan Putin dan mereka pun kerap bermain ski bersama. "Dia pemain ski yang hebat," ujar pria asli Prancis itu.
"Dia orang yang tegas. Dia juga sosok yang hangat, baik hati, dan kerap mengambil keputusan yang tepat. Dia juga sangat cerdas. Saya pikir dia diperlakukan buruk oleh dunia. Saya sangat sedih melihat kenyataan ini karena saya yakin semua itu tidak adil," kata pria berusia 72 tahun itu memaparkan.
Maka, jika seluruh dunia mengecam Putin gara-gara kebijakannya yang kerap memicu kontroversi, tampaknya Killy dan sebagian besar masyarakat Rusia tidak akan peduli. Mereka tetap akan memuja Putin. Mau bukti? Ya, kalender 2016 itulah salah satunya, bukan.

Tempo.co memberitakan insiden sepasang muda mudi yang menjalani hukuman cambuk disaksikan sekitar 300 warga Banda Aceh, pada 28 Desember 2015 kemarin. Si laki laki berinisial WS (23 tahun) dan perempuan bernama N (20 tahun), didakwa melanggar Qanun Nomor 14 Tahun 2003. 

Pmuda-pemudi yang masih berstatus mahasiswa itu didakwa melakukan khalwat (berduaan di tempat sepi). Keduanya dihukum cambuk sebanyak enam kali. Setelah menerima pukulan cambuk dengan rotan, N pingsan dan terpaksa dibopong oleh petugas ke luar panggung.

Uniknya media-media asing sontak memberitakannya lengkap dengan bumbu anti Islamnya. 

Seperti Daily Mail memberitakannya dengan judul “Screaming in agony, a young woman caned in front of a cheering crowd just for being near a fellow student” (Berteriak kesakitan, seorang gadis dicambuk di depan kerumunan hanya karena berdekatan dengan seorang teman mahasiswanya). 

Nada yang sama juhga ditunjukkan oleh media-media lainnya seperti Mirror.co.uk dan Epoch Times.

Ini bukan yang pertama kalinya, tapi sudah menjadi modus. Isu Aceh dan perda syariatnya memang selalu seksi, apalagi jika menyangkut isu perempuan. 

Entah kenapa setiap ada isu miring soal penerapan perda syariah di Aceh, kalangan media liberal dalam negeri dan luar negeri berkolaborasi dengan kelompok feminis begitu terobsesi dan bernafsu mempublikasikannya lengkap dengan bumbu sudut pandang anti Islamnya.

Jika kita cermati, propaganda lebay dan over exposed Barat terhadap perda Syariat di Aceh, baik yang dilakukan oleh elemen medianya ataupun institusi politiknya – sebenarnya mencerminkan bentuk paranoid mereka terhadap Syariat Islam dan kebangkitan umat Islam. Jelas sekali, mereka menderita Syariah Phobia. 

Mereka terus berusaha untuk mengecam dan mencari-cari kesalahan pihak-pihak yang masih berpegang terhadap kemuliaan Syariat Islam dan yang tidak setuju dengan nilai-nilai cacat sekuler liberal.

Selain Syariah Phobia, media-media asing ini rupanya juga menderita rabun kronis yang membutakan mereka terhadap kanker yang ada dalam masyarakatnya sendiri. Pernahkah mereka berkaca betapa jahatnya kebijakan pemerintah Inggris, Perancis, dan negeri Barat lainnya pada wanita Muslimah yang minoritas? 

Tahun lalu sebuah survei Inggris telah mengungkap bahwa serangan terhadap umat Islam di Inggris meningkat tajam, dengan rata-rata dua kejahatan Islamofobia dilaporkan setiap hari.

 Selain itu, data menunjukkan bahwa 54 persen dari korban Islamophobia adalah perempuan, karena mereka mengenakan busana muslimah.
Ini hanya sekelumit data yang menunjukkan negeri-negeri Barat justru importer utama kekerasan terhadap perempuan di negeri muslim – biang keladi terciptanya masyarakat liberal yang tidak aman bagi perempuan. 

10 Besar negara di dunia dengan angka kekerasan seksual tertinggi terhadap perempuan dirajai oleh negara-negara Amerika Utara dan Eropa.

Ibarat pepatah kuman di seberang lautan terlihat, gajah di pelupuk mata tidak terlihat, Barat perlu berkaca dahulu sebelum menunjuk muka umat Islam di Aceh.[HTI]

Contributors

Powered by Blogger.