Seorang Kyai Kharismatik yang lebih dikenal  K.H Ainul Yaqin didalam acara peringatan Isra Mi’raj 1439H Menyampaikan bahwa Khilafah adalah ajaran Islam . Beliau menyampaikan hal ini dalam Acara yang diselenggarakan oleh Majelis Cinta Rasul 

“bicara Khilafah Islamiyah tidak bisa dipisahkan dengan Islam, karena Khilafah adalah ajaran Islam. sama seperti ajaran Islam yang lain, seperti sholat, puasa dan lain sebagainya” Ungkap Ainul Yaqin, sabtu( 14/4).

KH. Muhammad Ainul Yaqin juga menjelaskan hadist tentang 5 fase kehidupan umat Islam yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad. 

Didalam hadis tersebtu sangat jelas disebutkan oleh rasulullah bahwa umat islam akan melalui 5 fase kehidupan, pertama masa Kenabian, kedua masa Khilafah diatas manhaj kenabian, ketiga masa kepemimpinan yang menggigit, keempat masa kepemimpinan diktator dan fase kelima adalah fase Khilafah diatas Manhaj kenabian. sehingga sangat jelas Khilafah adalah ajaran Islam.

Ulama yang merupakan pengasuh pondok pesantren ukhuwah Islamiyah ini juga mengatakan “Diantara Hadis yang menjadi dasar yang sangat jelas bahwa Khilafah adalah ajaran Islam adalah terdapat dalam hadis yang berbunyi, jika dibai’at dua orang khalifah maka bunuhlah yang terakhir diantara keduanya.”

“Para ulama banyak sekali menjelaskan bahwa Khilafah adalah ajaran Islam. Saslah satu diantaranya adalah Al Ahakam As Sultoniyah yang ditulis oleh imam Al Mawardi. Pengangkat atau pemilihan seorang pemimpin atau khalifah adalah fardun dintara ahli hak atau ahli kebenaran” ungkap Ainul Yaqin

Bahkan ada kitab yang ditulis oleh ulama dari Indonesia yang sangat terkenal yaitu Syaikh Sulaiman rasyid menuliskan bab khusus dalam kitab beliau ditulis pada bab Fikih Khilafah, ini menjadi sebuah kejelasan yang sangat jelas bahwa khilafah adalah ajaran Islam”

Diakhir tausiahnya KH. Ainul Yaqin mengatakan bahwa umat harus ikut memperjuangakan Khilafah ini hingga kembali ditengah-tengah kita.
( Dakwahmedia )


Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Abdul Chair Ramadhan tidak sependapat dengan sikap Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin untuk memaafkan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Sukmawati Soekarnoputri.

Abdul Chair menjelaskan, delik penodaan agama adalah delik formil yang tidak membutuhkan akibat, tidak membutuhkan adanya suatu kerugian dan tidak membutuhkan adanya korban. "Korbannya bukan manusia, korbannya adalah ajaran Allah azza wa jalla," jelasnya saat orasi dalam aksi damai di depan kantor Bareskrim Polri Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Menurutnya, seseorang yang menghina azan sesungguhnya dia makar kepada Allah. "Delik ini kalau diumpamakan adalah subversif kepada Allah azza wa jalla," ujar Abdul Chair.

"Saya memohon kepada Polri untuk tidak menghiraukan seruan Ketua Umum MUI yang meminta menghentikan perkara ini. Saya pengurus MUI, saya ahli hukum pidana MUI, saya tidak terima, saya siap bertentangan dan siap berhadapan dengan siapapun," tambahnya.

Abdul Chair menegaskan bahwa pertanyaan Ketua MUI KH Ma'ruf amin tidak bernilai dimuka hukum, sehingga Polri harus melanjutkan proses hukumnya.

Sebelumnya, KH Ma'ruf Amin dan sejumlah pengurus MUI telah menerima permintaan maaf Sukmawati Soekarnoputri terkait puisinya berjudul "Ibu Indonesia". 

"Hari ini [Sukmawati] langsung menemui kami dan menyampaikan maafnya kepada kami dan khalayak terutama umat Islam bahwa tidak ada niatan menodai [agama Islam]," kata Kyai Ma'ruf di Gedung MUI Pusat, Jakarta, pada Kamis (5/4/2018).

"Beliau sesungguhnya tidak ada niatan untuk menghina Islam. Pada umumnya merupakan ekspresi pikiran bebas. Sehingga kurang diperhitungkan akibat yang dirasakan oleh pihak lainnya," ucapnya.

Kyai Ma'ruf juga berharap para pihak pelapor itu dapat berubah pikiran, sekaligus tidak melanjutkan laporannya, usai ada permintaan maaf dari Sukmawati. [ suaraislam ]


Advokat senior Dr Eggi Sudjana mengatakan bahwa dugaan penodaan agama yang terkandung dalam puisi oleh Sukmawati Soekarnoputri itu dilakukan secara sengaja.
"Secara pribadi memaafkan kalau ia betul-betul khilaf, tapi saya melihat dia tidak khilaf karena sengaja ditulis dan itu dari buku tahun 2006, jadi khilafnya dimana?" ujar Eggi di Jakarta, Jumat (6/4)

Terkait permintaan maaf dari Sukmawati, menurut Eggi itu tidak boleh merubah upaya proses hukumnya. "Maafnya kita terima tapi proses hukumnya harus dilanjut," jelasnya.

Kata Eggi, puisi Sukmawati telah memenuhi unsur pidana. "Itu bisa kena pasal 156 a, tentang penodaan agama," ucapnya.

Ia menyayangkan kasus penodaan agama terus dilakukan, namun ketegasan hukum belum terpenuhi. "Ajaran Islam suka dihina tapi endingnya begini terus, karenanya harus ada efek jera, dan mudah-mudahan ini kasus yang terakhir," tandas Eggi. [ suaraislam ]

Situs Alquds Alarabi (edisi Jumat, 21 Jumadil Akhir 1439 H /9 Maret 2018 M) mempublikasikan berita yang mengatakan: “Ketua Parlemen Hungaria, Laszlo Kover mengatakan bahwa jumlah kaum Muslim yang pergi beribadah ke masjid di London pada tahun 2020, akan sama dengan jumlah orang yang pergi berdoa di gereja-gereja.” 



Dia menambahkan: “Kita harus mencegah terjadinya hal seperti itu di negara kita.” Kover mengatakan dalam testimoninya yang disampaikan dalam sebuah forum, di kota Sopron wilayah barat Hungaria, bahwa 500 gereja telah menutup pintunya di ibukota London sejak tahun 2001, sebaliknya 423 masjid baru telah dibangun di kota tersebut.

Kover menegaskan bahwa jumlah kaum Muslim dan Kristen yang pergi beribadah di London akan mencapai angka antara 800 dan 900 ribu orang. “Namun, umur dari kalangan jamaah Kristen yang pergi berdoa, 50 persen dari mereka, berumur lebih dari 65 tahun. Sementara 50 persen dari jamaah kaum Muslim, umurnya kurang dari 25 tahun.”

Kover mengatakan bahwa “Itulah struktur demografis dan budaya Inggris yang terlihat saat ini. Pertanyaannya adalah, apakah Hungaria ingin mencegah terjadinya situasi seperti itu?”

*** *** ***

Ketakutan para penguasa dan politisi negara-negara Barat semakin telanjang dari hari ke hari. Sehingga sekarang hal itu tampak begitu cepat dan pesat kebencian dan kedengkian di mulut-mulut mereka terhadap Islam dan kaum Muslim, sementara kebencian dan kedengkian terhadap kaum Muslim dan agamanya yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka jauh lebih besar. Mengapa itu semua terjadi pada mereka? 
Karena mereka tahu, bahkan mereka sadar sekali bahwa satu-satunya alternatif peradaban yang baik dan benar untuk menggantikan ideologi kapitalisme mereka yang zalim dan rusak adalah Islam yang agung ini. 

Untuk itu, mereka serius memerangi Islam dan kaum Muslim dengan kebencian, serta dengan cara apa saja yang dapat menghambat dan mematikan Islam. Namun usaha mereka akan sia-sia, hingga kebenciannya membawa pada kematian. Sungguh, kehancuran mereka tinggal hitungan hari, dan akan tegak kembali negara kaum Muslim, yang dengannya Allah SWT akan memenangkan Islam atas semua agama dan ideologi. 

Sehingga tidak akan membiarkan rumah yang megah maupun yang sederhana, yang di kota maupun yang di desa, kecuali Islam akan masuk ke dalamnya. Mereka dimuliakan dengan Islam, dan dihinakan oleh kekafiran.

Sumber: alraiah.net, 21/03/2018.

Contributors

Powered by Blogger.