UsaBersyariah.Com --- Dalam Islam semua bersaudara dan saling bahu membahu dalam menggapai ridho allah swt. Seharusnya memang demikian, tetapi tidak jarang kita temui antara muslim satu dengan yang lain saling mengkhawatirkan dengan alasan yang kadang terlalu subjektif.


Boleh jadi pemahaman satu dengan yang lain memiliki perbedaan tetapi selama itu masih dalam batasan khilafiyah sangat diperbolehkan dalam islam. Bukankah Perbedaan itu adalah rahmat. Akankah kita akan merubah rahmat itu menjadi laknat lantaran sikap egois kita sehingga menimbulkan perpecahan antar umat islam . 

Tentu jawabannya tidak bukan.

Haruskah kita terjebak dalam perasaan - perasaan yang justru membuat kita sendiri menjadi sesak nafas ketika melihat saudara sesama muslim kita berbeda dalam warna misalnya. Atau beda dalam tata cara sholat atau bahkan berbeda dalam bersikap ketika menilai sesuatu . 

Itu hak setiap muslim, Kita tidak ada paksaan untuk menyeragamkan satu pemahaman seperti pemahaman kita saja kan. Standar kebenaran dalam islam bukanlah dari pemahaman diri kita pribadi tapi dari al quran dan al hadis. 

Memang hal ini tidak dapat dipungkiri terjadi di tengah-tengah kita , saling curiga mencurigai hanya berbeda guru ngaji, saling mengkhawatirkan satu sama lain dengan perasaan buruk sangka yang berlebihan. 

Dan perlu diketahui bahwa apa bila kita seperti ini maka langkah hidup kita akan menjadi berat karena terbebani dengan perasaan khawatir terus - terusan  sehingga akan mengganggu aktivitas kita sehari-hari. 

Harusnya kekhawatiran kita itu di arahkan kesaudara-saudara kita yang masih gemar bermaksiat atau bahkan orang-orang diluar islam supaya mereka mau kembali kejalan yang lurus. 

Betul tidak...

Dari pada kita mengkhawatirkan saudara kita yang secara kebetulan memiliki perbedaan dengan pemahaman kita alangkah lebih hebat apabila kita diskusikan dengan kepala dingin dan dalam suasana penuh persaudaraan . Perbedaannya dalam hal apa, karena boleh jadi anggapan kita selama ini keliru karena termakan hasutan " kelompok sakit hati"  yang tidak bertanggungjawab.  

Sikap "mau ngobrol" itu kan lebih bijak bagi sesama muslim yaitu saling menasehati dan saling menjaga satu sama lain dari jebakan-jebakan buruk sangka. 

Jadi Kepedulian kita alangkah baiknya tidak salah sasaran, Mereka yang masih gemar bermaksiat sebenarnya secara hati nurani sangat merindukan kepedulian seorang Sahabat yang mampu mendampinginya kembali bertobat. 

Tapi kadang dengan egoisme kita sendiri yang tanpa disadari justru membuat mereka menjauhi kita. Pernahkan berfikir seperti itu saudara ku... 

Karena sikap over egoisme kita justru membuat mereka takut dan justru mencari tempat berteduh yang lebih nyaman dan bersahabat menurut mereka.. 

Salahkah bila ada pemikiran demikian...

Memang hal yang wajar setiap manusia punya kepentingan, itu sangatlah manusiawi. Tetapi ketika kita sadar bahwa manusia itu adalah makhluk yang memiliki keterbatasan maka kita akan mudah menerima kebenaran yang datang dari siapapun meskipun saudara kita dulunya adalah orang yang bukan apa-apa. 

Kita harus berusaha legowo apabila saudara sesama muslim memiliki peningkatan yang signifikan sehingga mungkin telah melebihi keilmuan kita.

Berarti itu cambuk buat kita agar meningkatkan kualitas pemahaman kita.  Bisa jadi pula disisi ini kita lebih ahli tapi di sisi itu kita kurang ahli, dan allah swt itu maha adil karena kekurangan kita itu bisa dilengkapi oleh saudara kita yang lain. 

Saling melengkapi satu sama lain seperti filosofi jari-jari tangan kita. 

Kita pasti punya jari kan.. Coba bayangkan apabila jari kita sama semua, Misalkan jempol semua atau kelingking semua. Bisa dibayangkan lah bagaimana repotnya . 

Secara kesimpulan tulisan ini hanya menekankan bahwa perbedaan itu adalah Rahmat . 

Janganlah gara-gara egoisme kita yang seharusnya perbedaan menjadi rahmat malah berubah menjadi laknat. 

Laknat disini maksudnya perpecahan hanya karena beda pemahaman. Saling curiga , saling menyalahkan dan saling claim bahwa pemahaman kelompoknya saja yang paling benar. 

Sepakat saudara ku..

Dan saya yakin kalau mau jujur bila dibandingkan antara perbedaan dan persamaan setiap kelompok umat islam yang ada di dunia ini masih banyak persamaannya.. 

Ubah mindsite kita jangan fokus di perbedaannya saja tapi lihatlah persamaannya.. 

Apalagi hanya masalah perbedaan khilafiyah.. 

Dengan adanya perbedaan justru saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. 

Dengan adanya perbedaan pendapat maka kita mengenal 4 Madzhab.

Selama perbedaan pendapat itu syar i disertai dalil atau landasan yang kuat, islam membolehkannya.. 

Kejayaan Islam selama berabad-abad 
Juga mengakomodir setiap perbedaan pendapat dikalangan ulama-ulama.. 

Ada pertanyaan sederhana buat kita resapi..

Bagaimana jadinya seandainya pelangi itu hanya satu warna? Apakah Indah.

Bagaimana jadinya apabila setiap nama orang yang ada di bumi ini sama semua?   

Bagaimana jadinya apabila wajah setiap manusia dibumi itu sama semua ? 

Sebagai penutup Coba kita perhatikan rumah kita , apakah rumah kita berdiri dengan satu jenis bahan bangunan,,,,,,,???? 

Oleh : Kang Ngadmin 

Post a Comment

JANGAN LEWATKAN

[random][fbig2][#e74c3c]

Contributors

Powered by Blogger.