Meningkatnya publik yang menginginkan syariah Islam dijadikan aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti yang ditunjukkan dalam survei, harus dinilai sebagai sesuatu yang sangat positif.

“Memang kesadaran masyarakat untuk kembali kepada syariah Islam semakin meningkat. Survei ini bukan survei yang pertama kali, ini tentunya harus dilihat sebagai sesuatu yang sangat positif,” ungkap pengamat politik dunia Islam Farid Wadjdi dalam wawancara live dengan Radio Dakta 107 FM pada segmen Sorotan Dunia Islam, Rabu (18/7/2018) pagi.

Setidaknya ada dua hal yang menjadi alasan sehingga harus dinilai demikian. Pertama, karena syariah Islam itu berasal dari Allah SWT. “Artinya, kalau umat Islam menjalankan ini pasti akan memberikan kebaikan kepada umat Islam termasuk kepada negeri ini,” bebernya.

Kedua, hasil survei ini seharusnya dipahami secara wajar bahwa syariah Islam sebagai solusi. “Jangan dianggap sebagai monster yang seolah-olah akan menghancurkan negeri ini,” tegasnya.

Farid juga menyatakan kapitalisme sekarang ini mengalami goncangan yang luar biasa, bukan hanya di Indonesia tetapi juga dalam skala internasional. Sementara di Indonesia, kapitalisme telah gagal memakmurkan masyarakat, di sisi lain kekayaan alam Indonesia telah dirampok oleh perusahaan-perusahaan asing karena prinsip-prinsip kapitalisme.

“Jadi ini harus dipahami secara wajar, secara normal dan secara positif,” pungkasnya.

Sebelumnya survei yang dihelat LSI Denny JA menemukan bahwa publik yang pro terhadap NKRI Syariah mengalami peningkatan. LSI Denny JA menemukan, peningkatan tersebut terjadi sejak tahun 2005 hingga tahun 2018.

Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa menyebutkan, persentase publik yang pro terhadap NKRI Syariah mencapai 4,6 persen pada tahun 2005. Kemudian, angka tersebut naik menjadi 7,3 persen pada tahun 2010. Pada tahun 2015, angkanya kembali naik menjadi 9,8 persen. Hingga akhirnya pada tahun 2018 naik menjadi 13,2 persen. Dengan demikian, kata Ardian, dalam kurun waktu 13 tahun, ada kenaikan persetujuan publik terhadap NKRI bersyariah sebesar 9 persen.

Ardian menjelaskan, yang dimaksud dengan pro NKRI Syariah adalah publik yang menginginkan nilai-nilai agama masuk ke dalam pemerintah. Secara sederhana, publik ini menginginkan Indonesia berdasarkan agama. “Jadi agama mengatur banyak hal dalam kehidupan publik, masuk dalam pemerintahan. Sejauh ini (maksudnya adalah) negara Islam,” ujar Ardian seperti dilansir kompas.com, Selasa (17/7).[] Joko Prasetyo



Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengingatkan bahwa narasi radikalisme di Indonesia merupakan proposal Amerika Serikat di akhir pemerintahan Presiden George Bush yang dibawa ke Indonesia, yakni War on Teror.

“Di sana sudah enggak laku, sudah ditelanjangi itu kelakuan FBI. Salah satunya ada di temuan Washington Post,” ujarnya dalam diskusi ‘Radikalisme di Kampus: Fakta atau Propaganda?’ di Gedung Juang 45, Jakarta, Rabu (25/07).

Fahri mengatakan, narasi itu merupakan proyek Amerika untuk memeras dunia atau cara making money. “Begini, Amerika kan polisi dunia, kalau dunia aman biaya pengamanan tidak ada. Jadi dibikin kacau biar biaya pengamanan datang,” ungkapnya.

Ia mengatakan, hal itu juga disebut dengan terror factory, dimana negara menciptakan masalah supaya bisa memakai uang APBN, dan terus begitu supaya rakyat diperas.

“Kita ini dijebak dengan terror factory,” ucapnya.

Sayangnya, di Indonesia, terang Fahri, ketika narasi-narasi radikalisme ini dikeluarkan, sekaligus mengkriminalisasi kata “syariat”, “khilafah”, “jihad”, “jamaah”, dan sebagainya. Interpretasinya dibuat sempit.

“Padahal sebelum ada republik ini, itu adalah kata-kata yang menyelamatkan Indonesia, dulu ketika mengusir penjajah tidak menggunakan SK presiden, mana ada orang mau jihad pakai Keppres,” jelasnya.

Menurut Fahri, narasi-narasi itu tidak saja hendak menyudutkan Islam tapi juga karena tidak mengerti sejarah bangsa Indonesia. (hi)


Gerakan Perlawanan Islam Palestina “Hamas” menyatakan serangan udara penjajah Zionis ke utara Jalur Gaza merupakan upaya putus asa dan gagal yang dilakukan penjajah Israel untuk mencagah partisipasi rakyat Palestina dalam pawai kepulangan akbar dan pembebasan blokade pada 14 Mei besok.

Jurubicara Hamas Hazim Qasim menegaskan bahwa aksi balasan atas serangan ini akan dilakukan rakyat dengan aksi massa besar pada hari Senin (14/05), yang menuntut hak-hak yang sah kepulangan rakyat Palestina dengan pawai damai.

Sebelumnya, pesawat-pesawat penjajah Zionis telah menembakkan tidak kurang dari 12 rudal ke lahan pertanian di Bethanun, wilayah utara Jalur Gaza.

Serangan ini dimulai dengan peluncuran dua buah rudal dari pesawat tanpa awak yang disusul tidak kurang 10 rudal ditembakkan dari pesawat tempur ke lahan pertanian dekat sekolah pertanian di Bethanun. Serangan ini menyebabkan sejumlah kerusakan, namun tidak ada korban jiwa.

Selanjutnya, jurubicara militer penjajah Zionis mengklaim bahwa serangan udara ini menarget sebuah terowongan perlawanan di daerah tersebut. (pip)


Sabtu 12 Mei 2018, situs surat kabar Jerusalem Post, Sabtu (12/5) menyebut Dubes Amerika Serikat untuk Israel, David Fredman adalah ketua salah satu organisasi yang senantiasa memberikan bantuan keuangannya untuk sejumlah organisasi teroris Yahudi, dimana mereka melakukan penganiayaan terhadap bangsa Palestina.

Sumber Jerusalem Post menyebutkan, sebuah organisasi yang dipimpin Fredman ini termasuk dalam daftar Departemen Dalam Negeri Amerika sebagai organisasi teroris.

Menurut koran ini, Organisasi yang dikenal dengan nama “Sahabat sekolah agama Beit Eil” pada tahun 2013 telah mengucurkan dana senilai 12 ribu dollar kepada organisasi Komomot kelompok radikal Yahudi. Data ini diungkap organisasi hak asasi manusia Israel yang berhasil melacak sumber pendanaan yang diperoleh gerakan ekstrim ultra kanan Israel.

Ia menambahkan, para pemimpin agama Yahudi ekstrim pada tahun 2006 membentuk, organisasi Komomot yang bekerja untuk menggagalkan rencana evakuasi setiap pemukiman Yahudi di Tepi Barat.

Surat kabar itu menunjukkan, organisasi tersebut adalah salah satu organisasi yang berafiliasi terhadap teroris Yahudi “Kach” yang dibentuk oleh Rabbi Meir Kahane yang menyerukan pengusiran orang-orang Palestina ke dunia Arab.

Sejak tahun 1997, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah mengkategorikan kelompok teroris Kach ini ke dalam organisasi teroris. Kemudian langkah ini diikuti Kanada yang melakukan langkah yang sama pada tahun 2016.

Dia menunjukkan, Moshe Cohen yang mengepalai organiasiasi Komoniyot saat ini memimpin langkah untuk meyakinkan pemerintah Israel agar pemerintah Amerika Serikat dan Kanada menghapus kedua organisasi tersebut dari daftar organisasi teroris.

Sebaliknya, kantor Friedman menolak berkomentar tentang apa yang diungkapkan oleh organisasi hak asasi manusia Israel.

Sekolah agama di pemukiman Beit El, yang terletak di tanah Palestina hasil gusuran dari warga Palestina di utara Ramallah, bukti nyata bahwa kubu ini termasuk ke dalam ultra-agama.

Friedman dalam wawancaranya dengan media Israel baru-baru ini menolak anggapan entitas Israel di Tepi Barat, sebagai penjajah. (pip)


Dalam menyambut Ramadhan 1439 H, Pondok Pesantren Kyai Sekar Al Amri Kec. Leces Probolinggo, yang diasuh oleh KH. Abdullah Amroni, menggelar pengajian untuk santri dan walinya, Kamis (3/5).

Hadirnya pula dalam acara tersebut, para ulama dari sejumlah daerah yang merupakan undangan khusus KH. Amroni. Nampak diantara para undangan antara lain: Kyai Sukirno dari Pandaan, KH. Muwafiq Makmun, Ustadz Syaifudin Zuhri, Ustadz Idris M.Pd, KH. Abdul Hamid Adlan dari Rembang, Gus Syamsul Huda S.Ag, Gus Khoirul Huda S.Ag, Kyai Sofyan, Gus Tuhu, dan Ustadz Budiman.

Dalam sambutannya, KH. Abdullah Amroni, menyampaikan rasa syukur dan sambutan hangat kepada para hadirin khususnya para ulama yang datang dari berbagai kabupaten di Jawa Timur ini.

“Alhamdulillah kita semua berkumpul di sini untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Berbahagialah kami kedatangan para wali santri yang kami didik, ditambah lagi dengan kerelaan para ulama yang hadir di Ponpes Al Amri”, sapa KH. Abdullah Amroni dari atas mimbar.

Lebih lanjut beliau bertutur tentang kejadian dan isu nasional yang dimainkan pihak tertentu demi mengkerdilkan peran dan tujuan mulia ormas Islam.

“Masalah kriminalisasi yang menimpa Hizbut Tahrir Indonesia akhir-akhir ini, sebagai media pelajaran bagi santri untuk mengenali tantangan dan medan dakwah di luar dunia pondok pesantren. Sehingga mereka dapat mengambil banyak hikmah dari para ulama yang berani menyuarakan kebenaran syariah dan khilafah di depan penguasa yang dzolim”, pesan Kyai Amroni kepada para santrinya.

Inilah yang menjadi alasan mengapa kami mengadakan pengajian menyambut Ramadhan dengan tema “Stop Pendzoliman Terhadap Ormas Islam, Pejuang Syariah dan Khilafah”,
dalam rangka memberikan wawasan kepada para santri, terang Kyai Amroni.

Pada acara inti, Kyai Syaifudin Zuhri, menyampaikan tausiyahnya. Beliau mengawali dengan menerangkan faktor utama yang menyebabkan adanya kriminalisasi ormas dan tokoh Islam.

“Ada juga faktor lain yang mengakibatkan rezim memukul HTI, yakni kekalahan calon pasangan gubernur DKI yang didukung oleh partai rezim tahun lalu. Kekalahan calon gubernur kafir ini yang dipicu oleh kampanye masif “Tolak Pemimpin Kafir” yang digencarkan HTI. Jadi fenomena pencabutan SK Badan Hukum HTI sebenarnya masalah politik pelampiasan dendam”, terang Kyai Syaifudin Zuhri di hadapan ratusan hadirin.

Selanjutnya Kyai Syaifudin Zuhri, menjelaskan bahwa HTI saat ini masih dibolehkan melakukan kegiatannya, karena yang terjadi hanyalah pencabutan sk badan hukum saja. Dan di luar sana banyak sekali organisasi yang masih berdiri dan beroperasi tanpa memiliki SK BHP.

Sejatinya kegiatan berserikat, berkumpul, berpendapat itu dilindungi dan dijamin oleh UU. Akan tetapi ulah rezim memframing HTI telah dibubarkan seakan-akan menjadi terlarang di Indonesia, mengakibatkan terjadinya persekusi pada para anggota dan kegiatan yang dilakukan HTI.

“HTI layak menang dalam persidangan PTUN yang akan dibacakan keputusan hakim tanggal 7 Mei nanti, sebab pemerintah hingga persidangan terakhir tidak dapat membuktikan kesalahan HTI, bahkan salah satu saksi ahli pemerintah mengklaim HTI adalah organisasi non kekerasan dan tidak terkait dengan terorisme sedikit pun”, jelas KH. Syaifudin Zuhri.

Tausiyah kedua disampaikan oleh Gus Tuhu.
“Dakwah harus jalan terus, dakwah tidak boleh mati. Apalagi dakwah melanjutkan kehidupan Islam dengan menegakkan syariat dan khilafah. Sebab dakwah merupakan sebuah kewajiban dari Allah SWT kepada manusia yang telah berikrar akan keislamannya”, nasehat Gus Tuhu pada para hadirin dan santri.

Lebih lanjut, Gus Tuhu menuturkan dakwah merupakan kewajiban bagi kaum muslimin, artinya harus ada pihak yang mengusahakan adanya dakwah di tengah-tengah masyarakat. Dakwah dapat dilakukan dengan 3 bentuk, yaitu dengan hikmah, pengajaran yang baik, dan debat rasional. Dakwah oleh individu dan kelompok tidak boleh menggunakan kekerasan fisik, sebab dakwah adalah upaya untuk menyeru kepada Islam yang kebenarannya dapat diterima oleh semua manusia yang menggunakan akal sehatnya.

“Dalam dakwah mesti akan ditemui hambatan dan rintangan. Apalagi dakwah yang menyeru pada Al-Haq. Sebagaimana yang dijalani oleh para Nabi dan Rasul, sewaktu para Anbiya ini menyampaikan risalah maka manusia terbagi menjadi dua, yaitu kelompok yang mengikuti kebenaran, dan kelompok yang menentang kebenaran”, tausiyah Gus Tuhu.

Di akhir tausiyah, Gus Tuhu menguraikan urgensi dakwah menegakkan khilafah, yakni mengusahakan agar kehidupan Islam dapat terwujud dengan penerapan syariah secara menyeluruh.

“Kehidupan Islam ini merupakan tempat dan wadah yang tepat bagi kaum muslimin, sebab mereka akan terjaga dari berbagai keburukan dan dosa akibat tidak diterapkannya hukum-hukum Islam. Maka dakwah kepada syariah dan khilafah adalah salah satu aktivitas mulia yang diwajibkan Islam”, seru Gus Tuhu.

Kegiatan melarang dakwah ini merupakan bentuk kedzaliman besar. Maka umat Islam Indonesia mesti faham, penguasa telah banyak menyulitkan rakyat, umat Islam, maka jangan sampai kita terperosok dua kali ke lobang yang sama. Perlu waspada di tahun 2019.[]

Sumber: shoutululama.com


Hizbut Tahrir Indonesia dengan tegas mengutuk peledakan bom pagi ini di tiga gereja di Surabaya yang menimbulkan sejumlah korban jiwa dan luka-luka.

“HTI mengutuk pemboman gereja-gereja tersebut karena bertentangan dengan ajaran Islam!” tegas Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.news, Ahad (13/5).

Islam, lanjut Ismail, secara pasti mengajarkan kepada umat Islam untuk menghormati ibadah dan tempat ibadah agama lain. Dilarang mengganggu apalagi merusak dan membunuh orang tanpa haq.

Oleh karena itu, Ismail menyerukan kepada aparat keamanan untuk segera mengusut pelaku dan otak di balik tindakan keji tersebut. “Agar semua spekulasi segera terjawab,” tegasnya.

Ismail juga menyerukan kepada umat untuk tidak mudah termakan berbagai isu dan spekulasi, termasuk mengkaitkan tindakan itu dengan perjuangan untuk tegaknya Islam dan izzul Islam wal muslimin.

“Karena tegaknya Islam dan izzul Islam wal muslimin ini perjuangan yang mulia tidak akan mungkin menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo



Ringkasan :
Perkiraan tentang masa depan Islam di Barat.

Pew Research menunjukkan bahwa kaum Muslim lebih muda dari rata-rata penduduk Barat dan memiliki kesuburan yang lebih tinggi.

Sementara populasi dunia diproyeksikan tumbuh 32% dalam beberapa dekade mendatang, jumlah Muslim diperkirakan akan meningkat sebesar 70% – dari 1,8 miliar pada tahun 2015 menjadi hampir 3 miliar pada tahun 2060.

Pada tahun 2015, umat Muslim mencapai 24,1% dari populasi global.

Tergantung pada tingkat imigrasi, mereka diperkirakan pada tahun 2050 akan menjadi 8,7% hingga 19,7%. Pew Research menunjukkan bahwa saat ini 1,1% orang Amerika adalah Muslim.

“Pada tahun 2040, umat Islam akan menggantikan orang Yahudi sebagai kelompok agama terbesar kedua di AS setelah orang Kristen. Dan pada tahun 2050, populasi Muslim AS diproyeksikan mencapai 8,1 juta, atau 2,1% dari total penduduk negara itu. Populasi Muslim terus bertambah. dengan tingkat sekitar 100.000 jiwa per tahun, yang didorong oleh tingkat kesuburan yang lebih tinggi di antara Muslim Amerika serta migrasi Muslim yang terus terjadi di AS. “Namun, perpindahan agama tidak memiliki dampak besar pada jumlah populasi Muslim AS, terutama karena jumlah orang Amerika yang masuk Islam sebanding dengan yang murtad.

Sementara sekitar satu dari lima orang dewasa Muslim Amerika dibesarkan dalam tradisi agama yang berbeda ketika masuk Islam, bagian yang sama dari orang Amerika yang dibesarkan sebagai Muslim sekarang tidak lagi mengidentifikasi diri sebagai muslim.

Sejarah Barat selama beberapa abad telah menjadi serangkaian kejutan, dengan adanya peristiwa-peristiwa penting pada setiap dasawarsa mengacaukan prediksi yang dibuat di awal.

“Kami melihat perubahan ini terjadi di negara-negara Eropa yang telah memungkinkan terjadinya imigran Muslim dalam jumlah besar.

“Saat pemilihan Presiden Perancis tahun 2022, dua kandidat muncul sebagai favorit: Marine Le Pen dari Front Nasional, dan tokoh karismatik Muhammed Ben Abbes dari Ikhwanul Muslim yang sedang tumbuh di sana.

Sumber: fabiusmaximus.com


Seorang Kyai Kharismatik yang lebih dikenal  K.H Ainul Yaqin didalam acara peringatan Isra Mi’raj 1439H Menyampaikan bahwa Khilafah adalah ajaran Islam . Beliau menyampaikan hal ini dalam Acara yang diselenggarakan oleh Majelis Cinta Rasul 

“bicara Khilafah Islamiyah tidak bisa dipisahkan dengan Islam, karena Khilafah adalah ajaran Islam. sama seperti ajaran Islam yang lain, seperti sholat, puasa dan lain sebagainya” Ungkap Ainul Yaqin, sabtu( 14/4).

KH. Muhammad Ainul Yaqin juga menjelaskan hadist tentang 5 fase kehidupan umat Islam yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad. 

Didalam hadis tersebtu sangat jelas disebutkan oleh rasulullah bahwa umat islam akan melalui 5 fase kehidupan, pertama masa Kenabian, kedua masa Khilafah diatas manhaj kenabian, ketiga masa kepemimpinan yang menggigit, keempat masa kepemimpinan diktator dan fase kelima adalah fase Khilafah diatas Manhaj kenabian. sehingga sangat jelas Khilafah adalah ajaran Islam.

Ulama yang merupakan pengasuh pondok pesantren ukhuwah Islamiyah ini juga mengatakan “Diantara Hadis yang menjadi dasar yang sangat jelas bahwa Khilafah adalah ajaran Islam adalah terdapat dalam hadis yang berbunyi, jika dibai’at dua orang khalifah maka bunuhlah yang terakhir diantara keduanya.”

“Para ulama banyak sekali menjelaskan bahwa Khilafah adalah ajaran Islam. Saslah satu diantaranya adalah Al Ahakam As Sultoniyah yang ditulis oleh imam Al Mawardi. Pengangkat atau pemilihan seorang pemimpin atau khalifah adalah fardun dintara ahli hak atau ahli kebenaran” ungkap Ainul Yaqin

Bahkan ada kitab yang ditulis oleh ulama dari Indonesia yang sangat terkenal yaitu Syaikh Sulaiman rasyid menuliskan bab khusus dalam kitab beliau ditulis pada bab Fikih Khilafah, ini menjadi sebuah kejelasan yang sangat jelas bahwa khilafah adalah ajaran Islam”

Diakhir tausiahnya KH. Ainul Yaqin mengatakan bahwa umat harus ikut memperjuangakan Khilafah ini hingga kembali ditengah-tengah kita.
( Dakwahmedia )


Anggota Komisi Hukum dan Perundang-undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Abdul Chair Ramadhan tidak sependapat dengan sikap Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin untuk memaafkan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Sukmawati Soekarnoputri.

Abdul Chair menjelaskan, delik penodaan agama adalah delik formil yang tidak membutuhkan akibat, tidak membutuhkan adanya suatu kerugian dan tidak membutuhkan adanya korban. "Korbannya bukan manusia, korbannya adalah ajaran Allah azza wa jalla," jelasnya saat orasi dalam aksi damai di depan kantor Bareskrim Polri Jakarta, Jumat (6/4/2018).

Menurutnya, seseorang yang menghina azan sesungguhnya dia makar kepada Allah. "Delik ini kalau diumpamakan adalah subversif kepada Allah azza wa jalla," ujar Abdul Chair.

"Saya memohon kepada Polri untuk tidak menghiraukan seruan Ketua Umum MUI yang meminta menghentikan perkara ini. Saya pengurus MUI, saya ahli hukum pidana MUI, saya tidak terima, saya siap bertentangan dan siap berhadapan dengan siapapun," tambahnya.

Abdul Chair menegaskan bahwa pertanyaan Ketua MUI KH Ma'ruf amin tidak bernilai dimuka hukum, sehingga Polri harus melanjutkan proses hukumnya.

Sebelumnya, KH Ma'ruf Amin dan sejumlah pengurus MUI telah menerima permintaan maaf Sukmawati Soekarnoputri terkait puisinya berjudul "Ibu Indonesia". 

"Hari ini [Sukmawati] langsung menemui kami dan menyampaikan maafnya kepada kami dan khalayak terutama umat Islam bahwa tidak ada niatan menodai [agama Islam]," kata Kyai Ma'ruf di Gedung MUI Pusat, Jakarta, pada Kamis (5/4/2018).

"Beliau sesungguhnya tidak ada niatan untuk menghina Islam. Pada umumnya merupakan ekspresi pikiran bebas. Sehingga kurang diperhitungkan akibat yang dirasakan oleh pihak lainnya," ucapnya.

Kyai Ma'ruf juga berharap para pihak pelapor itu dapat berubah pikiran, sekaligus tidak melanjutkan laporannya, usai ada permintaan maaf dari Sukmawati. [ suaraislam ]


Advokat senior Dr Eggi Sudjana mengatakan bahwa dugaan penodaan agama yang terkandung dalam puisi oleh Sukmawati Soekarnoputri itu dilakukan secara sengaja.
"Secara pribadi memaafkan kalau ia betul-betul khilaf, tapi saya melihat dia tidak khilaf karena sengaja ditulis dan itu dari buku tahun 2006, jadi khilafnya dimana?" ujar Eggi di Jakarta, Jumat (6/4)

Terkait permintaan maaf dari Sukmawati, menurut Eggi itu tidak boleh merubah upaya proses hukumnya. "Maafnya kita terima tapi proses hukumnya harus dilanjut," jelasnya.

Kata Eggi, puisi Sukmawati telah memenuhi unsur pidana. "Itu bisa kena pasal 156 a, tentang penodaan agama," ucapnya.

Ia menyayangkan kasus penodaan agama terus dilakukan, namun ketegasan hukum belum terpenuhi. "Ajaran Islam suka dihina tapi endingnya begini terus, karenanya harus ada efek jera, dan mudah-mudahan ini kasus yang terakhir," tandas Eggi. [ suaraislam ]

Situs Alquds Alarabi (edisi Jumat, 21 Jumadil Akhir 1439 H /9 Maret 2018 M) mempublikasikan berita yang mengatakan: “Ketua Parlemen Hungaria, Laszlo Kover mengatakan bahwa jumlah kaum Muslim yang pergi beribadah ke masjid di London pada tahun 2020, akan sama dengan jumlah orang yang pergi berdoa di gereja-gereja.” 



Dia menambahkan: “Kita harus mencegah terjadinya hal seperti itu di negara kita.” Kover mengatakan dalam testimoninya yang disampaikan dalam sebuah forum, di kota Sopron wilayah barat Hungaria, bahwa 500 gereja telah menutup pintunya di ibukota London sejak tahun 2001, sebaliknya 423 masjid baru telah dibangun di kota tersebut.

Kover menegaskan bahwa jumlah kaum Muslim dan Kristen yang pergi beribadah di London akan mencapai angka antara 800 dan 900 ribu orang. “Namun, umur dari kalangan jamaah Kristen yang pergi berdoa, 50 persen dari mereka, berumur lebih dari 65 tahun. Sementara 50 persen dari jamaah kaum Muslim, umurnya kurang dari 25 tahun.”

Kover mengatakan bahwa “Itulah struktur demografis dan budaya Inggris yang terlihat saat ini. Pertanyaannya adalah, apakah Hungaria ingin mencegah terjadinya situasi seperti itu?”

*** *** ***

Ketakutan para penguasa dan politisi negara-negara Barat semakin telanjang dari hari ke hari. Sehingga sekarang hal itu tampak begitu cepat dan pesat kebencian dan kedengkian di mulut-mulut mereka terhadap Islam dan kaum Muslim, sementara kebencian dan kedengkian terhadap kaum Muslim dan agamanya yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka jauh lebih besar. Mengapa itu semua terjadi pada mereka? 
Karena mereka tahu, bahkan mereka sadar sekali bahwa satu-satunya alternatif peradaban yang baik dan benar untuk menggantikan ideologi kapitalisme mereka yang zalim dan rusak adalah Islam yang agung ini. 

Untuk itu, mereka serius memerangi Islam dan kaum Muslim dengan kebencian, serta dengan cara apa saja yang dapat menghambat dan mematikan Islam. Namun usaha mereka akan sia-sia, hingga kebenciannya membawa pada kematian. Sungguh, kehancuran mereka tinggal hitungan hari, dan akan tegak kembali negara kaum Muslim, yang dengannya Allah SWT akan memenangkan Islam atas semua agama dan ideologi. 

Sehingga tidak akan membiarkan rumah yang megah maupun yang sederhana, yang di kota maupun yang di desa, kecuali Islam akan masuk ke dalamnya. Mereka dimuliakan dengan Islam, dan dihinakan oleh kekafiran.

Sumber: alraiah.net, 21/03/2018.



Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk menyebut Rusia dan Iran telah merestui rezim Assad untuk melakukan pembantaian di Ghouta Timur.

Berbicara kepada wartawan setelah pertemuan informal para pemimpin Uni Eropa di Brussels, Tusk mengatakan bahwa pemerintah Rusia dan Iran telah membiarkan kebrutalan yang dilakukan rezim Assad.

“Rezim Assad secara brutal menyerang pria, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah. Para pendukungnya termasuk Rusia dan Iran hanya membiarkan ini terjadi,” katanya pada Jum’at (23/02).

Selanjutnya, Tusk mendesak Rusia-Iran untuk menghentikan serangan rezim Assad ke wilayah Ghouta Timur. Penguasa Suriah diminta memberikan akses bantuan bagi warga sipil.

“Kami mendesak mereka untuk menghentikan kekerasan ini. Uni Eropa meminta gencatan senjata segera, dan untuk memberikan akses kemanusiaan yang mendesak untuk perlindungan warga sipil,” ungkapnya.

Perlu diketahui, pernyataan ini muncul setelah adanya pembantaian yang dilakukan rezim Assad di Ghouta Timur selama enam hari. Sampai saat ini, Observatorium HAM Suriah melaporkan bahwa korban tewas telah mencapai angka 400 orang dan 2.100 lainnya mengalami luka-luka.

Meski situasi di Suriah begitu pemprihatinkan, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia tetap mengatakan bahwa Rusia tidak akan mendukung sebuah proposal gencatan senjata PBB. Dia menyebut gencatan senjata itu “tidak realistis”. (Ima)

Redaktur: Dio Alifullah
Sumber: Anadolu

Tidak bisa diaksesnya akun Ustaz Abdul Somad di platform media sosial Instagram menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi. Akun dengan pengikut sejumlah 1,5 juta itu tiba-tiba lenyap per Sabtu (24/2) malam.

Pakar media sosial, Hariqo Wibawa Satria menyampaikan ada beberapa kemungkinan jika sebuah akun tidak lagi bisa diakses. Pertama karena diblokir oleh pihak Instagram sendiri atau dilaporkan oleh banyak akun di platform terkait.
Hariqo mengatakan Instagram memiliki kebijakan penggunaan yang dijelaskan sebelum seseorang membuat akun. Seperti tidak mengunggah konten-konten yang melanggar norma, kekerasan, pornografi, hak cipta, ujaran kebencian, pertentangan hingga plagiarisme.
Jika melanggar, Instagram berhak menghapus konten. “Tapi akun Ustaz Abdul Somad ini kan akun ulama yang isinya baik-baik dan positif, jadi kemungkinan di suspend karena dua hal,” kata dia pada Republika, Ahad (25/2).
Pertama, akun dilaporkan oleh orang lain. Kedua, akun dilaporkan oleh pemilik akun sendiri. Kemungkinan kedua nampak tidak mungkin karena UAS mengakui akun tersebut miliknya sendiri, bukan orang yang mengaku dirinya.
Penghapusan akun pun bisa jadi karena banyak laporan dari banyak akun lainnya. Menurut Hariqo, Instagram masih lebih lambat daripada YouTube dalam menanggapi laporan. Bisa jadi dua hari kemudian baru ada aksi.
Selain itu, kasus ini juga terkait salah satu kelemahan media sosial yakni sistem verifikasi individu. Satu orang di dunia nyata bisa memiliki hingga ratusan akun di satu platform media sosial. Sehingga bisa saja satu akun diserang akun-akun palsu.
Menurut laman Facebook Ustaz Abdul Somad, akun instagram sudah tidak bisa diakses sejak Sabtu. “Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Sahabat-sahabat yang kami sayangi, kami ingin menyampaikan bahwa sejak tadi malam (Sabtu, 24 Februari 2018) kami sudah kehilangan akses terhadap akun Instagram resmi Ustadz Abdul Somad, Lc. MA @ustadzabdulsomad, tanpa ada pemberitahuan apa-apa,” katanya.
Lebih lanjut, laman Facebook Ustadz Abdul Somad mengatakan hal ini tidak akan memadamkan semangat berdakwah. “Satu pintu kalian tutup akan terbuka pintu yang lainnya (UAS),” katanya.(kl/rol)
Kemarin sore, karena desakan ribuan warganet kepada IG, akun Ustadz Abdul Somad kembali dipulihkan.

Ghouta Timur di pedesaan Damaskus, beberapa hari terakhir menyaksikan gempuran paling sengit yang belum pernah terjadi. Mesin pembunuh rezim Assad dan Rusia menjatuhkan ribuan bom ke kota yang pernah mengalami serangan kimia pada 2013 lalu itu. Tercatat sudah empat ratus lebih korban tewas dan ribuan luka-luka.



“Hari ini, kami menjalani hari-hari terburuk dalam hidup kami di Al-Ghautah,” kata direktur rumah sakit Ghouta Timur, dr. Amani Balour, Rabu lalu, menggambarkan kondisi Ghouta Timur.

Gempuran dan serangan bukan menjadi hal baru bagi Balaour selama lima tahun bertugas di kota tersebut. Namun, serangan yang dimulai pada Ahad itu belum pernah disaksikannya. “Saya belum pernah manyaksikan gempuran sedahsyat ini,” imbuhnya.

Dokter lainnya menggambarkan bahwa yang terjadi di kota yang terkepung sejak 2013 itu merupakanpembantaian terbesar di abad ini. Ia pun menyamakan situasi di Ghouta Timur seperti pembantaian yang pernah terjadi di era 80 dan 90-an.

“Jika pembantaian yang terjadi tahun 1990-an adalah di Srebrenica, dan pembantaian tahun 1080-an di Halabja, Sabra dan Shatila, Ghouta timur adalah pembantaian terbesar yang terjadi abad ini,” kata sumber tersebut seperti dilansir The Guardian.

Ia mengisahkan kejadian yang baru dialaminya, sebelum berbicara kepada The Guardian. Di tengah bombardir sengit, datang seorang anak kecil mukanya sudah membiru dan nafasnya tersengal-sengal. Mulutnya penuh debu. Dengan sigap, ia segera mengeluarkan debu-debu tersebut dari mulutnya. Saya, lanjutnya, sudah tidak berpikir apa yang saya kerjakan itu sesuai dengan panduan buku ilmu kedokteran. Paru-paru anak tersebut telah terinfeksi debu. Anak itu ternyata baru selamat dari reruntuhan bangunan yang hancur akibat bom.

Dokter-dokter yang ada di Ghouta Timur sejak Ahad lalu harus bekerja 24 jam untuk mengobati korban luka-luka yang terus berjatuhan. Laporan adanya sejumlah fasilitas medis yang menjadi target serangan udara tak menghentikan mereka melayani pasien.

Dokter Fares Oreiba, yang juga bertugas di Ghouta Timur, mengatakan bahwa sebagian besar korban tewas adalah anak-anak dan perempuan. Dia menggambarkan bahwa yang terjadi di tempatnya bekerja hari ini adalah bencana kemanusiaan.

“Saya dapat memberitahu Anda bahwa situasinya sudah mencapai tahap bencana. Ada empat rumah sakit yang hancur sehingga tidak dapat digunakan lagi untuk membantu warga Ghouta Timur,” katanya kepada CNN melalui sambungan telepon.

Terlepas dari situasi tragis, Federasi Organisasi Perawatan Kesehatan dan Bantuan mengungkapkan bahwa warga saat ini tidak dapat menemukan tempat untuk berlindung. Mereka ingin menyelamatkan nyawa, tapi kelaparan yang mereka derita akibat blokade membuat tubuh mereka lemah.

Rezim hanya membolehkan konvoi bantuan masuk sekali sejak November 2017. Hal itu menunjukkan di Ghouta Timur saat ini sedang terjadi krisis makanan.

Menurut BBC, harga roti sekarang 22 kali lebih tinggi dari harga rata-rata nasional. Sebanyak 11,9 persen balita sangat kekurangan gizi, yang merupakan angka tertinggi sejak pecahnya konflik di tahun 2011.

Di sisi lain, Amnesty International mengatakan bahwa “kejahatan perang mengerikan” dilakukan di Ghouta timur dengan tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Orang-orang tidak hanya menderita pengepungan yang telah berlangsung bertahun-tahun, tapi sekarang terjebak dalam serangan harian yang membunuh mereka dan dengan sengaja menyebabkan mereka, yang merupakan kejahatan perang yang mengerikan,” kata Guardian mengutip Diana Semaan.[]

Sumber: kiblat.net

Advokat Kemenkumham I Wayan Sudirta kembali memfitnah kali ini menyatakan khilafah yang dimaksud HTI berbeda dengan ahli di persidangan. Menurut HTI “khilafah wajib” sedangkan menurut ahli adalah “sesuatu yang dapat didiskusikan”. Parahnya, advokat beragama Hindu ini mengatakan keharaman pemimpin perempuan disebut sebagai “diskriminatif”.



“Wayan ngarang! Jelas sekali baik ahli Dr Daud Rasyid maupun Prof Didin, keduanya menyatakan dengan tegas bahwa khilafah adalah ajaran Islam yang wajib ditegakkan!” tegas Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.news, Ahad (25/2/2018).

Ismail menegaskan, apa yang disampaikan HTI tentang khilafah adalah juga apa yang disampaikan oleh para ulama. “Bahkan Prof Didin menyebut ada empat prinsip khilafah yang dia pahami dari buku-buku Syaikkh Taqiyyudin an Nabhani, yakni kedaulatan Allah, kekuasaan di tangan umat, kesatuan khilafah dan hak khilafah untuk men-tabanni hukum syara’,” bebernya.

Menurut Ismail, tentang ketidakbolehan perempuan menjadi khalifah juga ditegaskan oleh Prof Didin dalam sidang PTUN, karena memang demikian ketentuan syariah. Tidak bisa lantas disebut itu diskriminatif. Soal hubungan dengan NKRI, Prof Didin juga menyebut tidak bertentangan.

“Memang Wayan sering menyimpulkan sendiri. Bahkan membuat istilah-istilah yang menyudutkan HTI yang tidak pernah disebut dalam persidangan seperti HTI memerangi NKRI, dll,” pungkasnya.

Sebelumnya, kepada republika.co.id, usai sidang di PTUN Kamis (22/2/) Wayan mengatakan makna khilafah yang dipercaya oleh HTI tidak dapat disandingkan dengan NKRI. Sebab dalam makna khilafah yang diyakini HTI, tidak ada pemimpin seorang wanita, sehingga menjadikan tatanan kehidupan menjadi diskriminatif.

“Khilafah yang disampaikan ahli tidak sama dengan khilafah dalam Rancangan Undang-Undang Dasar Daulah Islam yang menjadi referensi HTI,” kata I Wayan seusai persidangan.

I Wayan menekankan bahwa HTI menyandingkan makna khilafah sesuai dengan konsep yang ada dalam buku-buku karangan Taqiyuddin an Nabhani, yang menjadi referensi bagi HTI. “Menurut HTI khilafah adalah kewajiban, sedangkan makna khilafah menurut ahli adalah sesuatu yang dapat didiskusikan dan menerima pluralisme,” jelas I Wayan.[] Joko Prasetyo [ mediaumat ]

Dengan diberlakukannya Undang-Undang ITE, akhir-akhir ini tidak sedikit para aktivis Dakwah Islam dan ulama diduga dikriminalkan dengan mengunakan UU ini. 



Untuk menghindari agar tidak terjadi lagi kejadian serupa, KSHUMI (Komunitas Sarjana Hukum Muslim Indonesia) melakukan Roadshow dan Sosialisai UU ITE di daerah Banyumas Raya dengan mengangkat tema "Membahas Arah Politis Implementasi UU ITE dan Sosialisasi kepada Advokat, Ormas Islam dan Penggiat Media Sosial"  dengan Pembicara Ketua KSHUMI Pusat Chandra Purna Irawan SH, MH  yang bertempat di meeting room Kemangi Kafe & Resto Purwokerto. Sabtu malam (28/1).

Dalam paparannya Candra Purna Irawan menjelaskan bawa saat ini menyampaikan dakwah Islam lewat dunia Maya sangatlah penting, namun dalam penyampaiannya harus memperhatikan rambu-rambu yang ada sehingga tidak terjerat dengan persoalan Hukum. 

Karena saat ini oknum-oknum didalam kekuasaan diduga mengunakan hukum sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan dan kepentingannya.

Ketua KSHUMI ini menegaskan bahwa para aktivis Dakwah Tidak perlu takut menyampaikan dakwahnya dimedia sosial, yang penting tahu mengemas kata dan gambar sehingga mampu mengubah pemikiran, perasaan dan menggerakan jiwa orang lain untuk serta berdakwah.
"Intinya jika menulis harus disertai data, tidak ada hoax, tidak ada unsur kebencian, tindakan asusila dan pencemaran nama baik" jelas Chandra.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Zulhaidir SH (tim Advokat Pembela Muslim), "kenapa kita harus mengkaji UU ITE ini, karena saat ini suasana politik yang semakin panas dan dimanfaatkan oleh Penguasa untuk memberangus lawan politiknya yang dianggap membahayakan kepentingannya, sehingga umat Islam harus memahaminya.  

Maka disinilah peran para advokat muslim untuk membela Dan melindungi dakwah serta kaum muslimin yang di kriminalisasi oleh Rezim.

Selain itu, Ketua KSHUMI Banyumas Sri Mulyono, SH menyampaikan dalam sambutannya, bahwa pembentukan KSHUMI di Banyumas masih baru dan dalam tahap konsolidasi dengan harapan seluruh sarjana Hukum Muslim bersatu membela dakwah islam dan kepentingan kaum muslimin.

"KSHUMI hadir bukan untuk menyaingi Ikadi atau Peradi. Tapi KASHUMI hadir untuk menghimpun para sarjana hukum muslim agar berada dalam barisan utk membela ulama dan dakwah islam" jelas Mulyono, SH. 

Acara yang dihadiri oleh para perwakilan Tokoh Umat, Ulama, Advokat, Aktivis dakwah, ormas dan undangan lainnya yang berasal dari Purwokerto, Cilacap, Purbalingga dan Banjarnegara ini berjalan lancar, para peserta mengikutinya dengan antusias hingga acara tersebut berakhir.
(Munajat)

Contributors

Powered by Blogger.